Naskah Drama untuk 2 s/d 10 orang 23/03/15 00.31 Pendidikan, WA:+628998867676, by Denny Febiana Nurhidayat https://intitute.blogspot.com/2015/03/naskah-drama-untuk-2-sd-10-orang.html |
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama dua orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama tiga orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama empat orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama lima orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama enam orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama tujuh orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama delapan orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama sembilan orang
Klik disini untuk mendapatkan naskah drama sepuluh orang
NASKAH DRAMA 2 ORANG
Mengejar Cita-Cita
Ada dua anak yang
bersahabat sejak kecil yang bernama Gita dan Dwi. Mereka selalu berasama,
tetapi semenjak ayah Gita harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada
suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Gita : (sedang membereskan kertas yang
berjatuhan karena angin)
Dwi : (karena melihat kasihan, Dwi pun
membantu) sini biar aku bantu.
Gita : oh ya terimakasih. (tanpa melihat ke arah
Dwi dan langsung pergi meninggalkan Dwi dengan terburu-buru)
Dwi : hei tunggu sebentar!
Gita : (sambil mendekat ke arah Dwi) iya ada
apa?
Dwi : sepertinya aku kenal kamu deh. Kamu Gita
kan?
Gita : iya. Kamu..?
Dwi : (memotong pembicaraan Gita) Dwi. Sahabat
kamu waktu SD. Kan kita duduk bareng terus waktu SD. Ingat engga?
Gita : oh iya pasti inget lah. Masa lupa sih. Oh
iya aku lupa aku lagi buru-buru nih. Aku duluan ya Dwi. (sambil berlalu
meninggalkan Dwi)
Dwi : hey bentar dulu. Minta no HP kamu dong?
Gita : eeemmm... aku lupa. Kamu follow twitter
aku aja di @gitamay ya!
Dwi : ok. Follback ya nanti aku mention kamu.
Gita : iya. (sambil terus pergi meninggalkan
Dwi).
Beberapa hari kemudian tanpa disengaja,
Gita dan Dwi bertemu kembali dikantin sekolah.
Dwi : eh Gita, ketemu lagi. Kamu sekarang
sekolah di sini ya?
Gita : iya. Aku sekarang sekolah di sini. Enggak
nyangka ya ternyata kita satu sekolah lagi.
Dwi : iya nih ga nyangka banget. Oh iya
sekarang kamu di kelas mana?
Gita : aku sekarang di kelas ipa7, wi. Kamu?
Dwi : aku di kelas ipa1.
Gita : oh iya Dwi kamu mau enggak main ke rumah
aku pulang sekolah nanti?
Dwi : makasih Gita. Aku mau kok. Berarti nanti
kita pulang bareng ya?
Gita : iya. Nanti setelah bel pulang, kita
janjian di gerbang aja ya?
Dwi : ok.
Lalu bel masuk berbunyi. Gita dan Dwi pun
pergi ke kelasnya masing-masing.
Setelah jam pelajaran usai dan bel pulang
pun berbunyi, Gita dan Dwi pun bertemu di gerbang sekolah dan pulang bersama
menuju ke rumah Gita. Sesampainya di rumah Gita.
Gita : ayo masuk Dwi.
Dwi : iya makasih Git. Assalamu’alaikum.
Gita : wa’alaikumsalam. Eh kita langsung ke
kamar aku aja yu?
Dwi : ayo. Oh iya ngomong-ngomong rumah kamu
kayak masih berantakan deh. Kenapa?
Gita : kan
aku baru pindah wi.
Dwi : oh iya ya.
Lalu mereka berdua pun menuju kamar Gita.
Ketika di kamar Gita, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua
telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah
lulus SMA nanti.
Dwi : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?
Gita : aku mau kuliah di UGM nih.
Dwi : emangnya kamu ngambil jurusan apa, Git?
Gita : sipil. Mau jadi arsitek dong hehehe..
hmmm tapi...
Dwi : tapi kamu kenapa?
Gita : tapi aku lemah di pelajaran fisika, Wi.
Dwi : duh jangan sedih dong udah enggak
apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat
lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha Gita. Jangan menyerah. Kejar cita-cita
kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdo’a
sama Allah.
Gita : iya Wi makasih ya atas masukannya pasti
ko aku bakal belajar lebih giat lagi.
Dwi : nah gitu dong.
Gita : kamu sih mau kuliah dimana, Wi?
Dwi : aku belum tau naih. Kira-kira menurut
kamu dimana ya? Terus jurusan apa?
Gita : kalau menurut aku sih lebih baik kamu
ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Dwi : iya sih Git. Tapi masalahnya aku belum
tau nih bakat aku dimana.
Gita : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya
minta pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke
orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu
untuk minta petunjuk ke Allah. Ya dengan cara salat istikharah lah.
Dwi : wah makasih juga ya Git atas pendapat dan
saran kamu. Aku akan coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang
ya. Makasih Gita.
Gita : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Dwi.
Lalu Dwi pun pulang dari rumah Gita. Dan
setelah perbincangan tadi di rumah Gita, mereka berdua menjadi lebih giat
belajar lagi. Dan akhirnya Dwi telah mengetahui bakat dan minatnya untuk
melanjutkan sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak
terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan
sekolahnya ke perguruan tinggi yag mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar
dan berdo’a, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka
idam-idamkan.
NASKAH DRAMA 3 ORANG
Hanya Karena Teka-Teki
Para pelaku :
Santi
Yuni
Nina
Rumah Yuni.
Hari ini cuaca sangat
begitu panas, matahari seperti tepat berada di atas kepala. para penjual es
cendol di pasar benar-benar sedang di incar semua orang, begitupun dengan
Santi,Yuni dan Nina. namun sepertinya kini Nina sedang kurang beruntung, Nina
tak dapat menjawab teka-teki yang di berikan oleh Santi, yang akhirnya membuat
Nina harus membeli es cendol seorang diri di pasar.
Nina : (cemberut) Ya ampun kenapa mesti aku
sih yang beli es cendol di pasar ?
Sinta : Lagian siapa suruh kamu gak bisa jawab
teka-teki ku, jawab sekali lagi telor asin takut sama siapa ?
Nina : Ih, selalu saja kamu memberikan
teka-teki yang konyol, memangnya telor asin takut sama siapa sih?
Sinta : Hmm, sama telor puyuh! abis telur puyuh
tatonya kan lebih banyak, haha (Tertawa)
Sinta dan Yuni tertawa
terbahak-bahak melihat temannya Nina yang sedang begitu kesal. Akhirnya Nina
pergi untuk membeli es cendol, dan kini hanya ada Santi dan Yuni.
Yuni : Hei Sinta, aku punya satu teka-teki
nih untukmu
Sinta : Apa ? ah semua teka-teki pasti aku bisa
jawab
Yuni : (mencibir) sombong sekali kamu ! ayo
jawab apa perbedaannya tukang sate dan tukang soto ?
Sinta : (berfikir sejenak) hmm, jawabannya… ya
sama-sama enggak jualan bakso lah, hahaha (Tertawa)
Yuni : Ih, kok kamu tahu sih Sin ! (cemberut)
ya sudah sekarang giliranmu
Sinta : Oke, oke jawab ya mm, gini-gini ada
ayam jantan kepalanya di Amerika ekornya di Afrika, sayapnya di Jakarta,
matanya ada di Brazil, nah kalau telurnya ada di mana?
Yuni : (memetik jari) ah aku tahu itu, pasti
aku bisa menjawab dengar benar semua teka-teki konyol telur mu itu
Sinta : Ya sudah cepat jawab di mana telurnya ?
Yuni : Pasti di Mang Koko kan, penjual telur
di sebrang jalan sana ?
Sinta : (menggeleng-gelengkan kepala) no,no,no
salah !
Yuni : lho ya sudah ada dimana ?
(menggaruk-garuk kepala, kebingungan)
Sinta : Ya ampun, anak sd juga bisa buat
menjawab (menggoda Yuni) jawabannya, mana ada sih ayam jantan yang bertelor
Yuni ! (tertawa terbahak-bahak)
Yuni : Huuh ( cemberut, kesal)
Nina : (muncul terpogoh-pogoh dan
marah-marah) sial ! aku tak suka hari ini ! cuaca benar-benar panas. Aku tak
suka !
Sinta & Yuni : (Saling berpandangan)
Nina : Kalian bisa bayangin gak sih, aku
jalan sendirian di pasar, ngantri buat dapetin es cendol, dan yang paling bikin
kesel aku di kejar-kejar anjing ! sial ! (marah-marah)
Yuni : (menepuk punggung Nina) Ya ampun sabar
Nina, kami minta maaf deh, kami tak ikut denganmu tadi
Nina : (cemberut)
Sinta : (ikut menepuk punggung Nina seperti
Yuni) Iya, maafkan aku dan Yuni ya, gini deh sebagai tanda permintaan maaf aku
kasih satu teka-teki lagi ya (tersenyum lebar)
Nina : Sudahlah Sinta, aku tak suka
teka-tekimu, teka-teki mu membuat aku hari ini sial, panas, capek, huh ! aku
tak suka ! (kembali marah-marah)
Yuni : Sstt, ayo kita dengarkan saja, siapa
tahu kita mampu menjawab (mengedipkan mata pada Nina, sementara Nina masih
terlihat marah)
Sinta : Kera apa yang paling mengerikan ?
Yuni : Aduh, apa ya ? apa Nin kamu tahu ?
(menengok ke arah Nina)
Nina : (menggeleng, dan masih tetap cemberut)
Sinta : kalian tak ada yang mampu menjawab ?
hmm, jawabannya kerasukan jin yang lagi kena darah tinggi (tertawa) tuh Yun,
seperti teman kita yang satu ini (menggoda Nina)
Yuni : (tertawa terbahak-bahak)
Nani :
Tuhkan sudah aku bilang apa, teka-teki Sinta selalu membuat ku kesal (cemberut)
Sinta : (tertawa) Haha, sudahlah Nina, aku
minta maaf ya, aku hanya bercanda padahal tujuanku kan ingin membuatmu tertawa
Yuni : (tertawa) Haha, iya Nina sudahlah kita
kan teman semua yang keluar dari mulut kami itu tak ada sama sekali niat untuk
membuat sakit hati siapa saja, yasudah dari pada kita pusing dengan semua
teka-teki Sinta, lebih baik kita makan saja es cendol nya, sayang kan untuk
membelinya kan Nina, sampai di kejar anjing (tertawa)
semua tertawa
terbahak-bahak begitupun dengan Nina.
NASKAH DRAMA 4 ORANG
Judul : Nasehat Teman Tentang Pentingnya
Pendidikan
Tema : Sosial
Pemeran : Lubis, Erna,
Jalil, Umroh
Karakter : Lubis (suka
bermain), Erna (suka terbawa pengaruh teman), Jalil (pegiat), Umroh (pelajar
yang tekun).
Sinopsis Drama Remaja
Jalil dan Umroh pada hari
itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada kedua temannya, yaitu Erna dan
Lubis tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang melakukan
aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.
Dialog Drama
Lubis:
Besok hari Minggu kalian
pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya?!
Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum
punya rencana kemana-kemana.
Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah
aja. Aku mendingan belajar daripada jalan kesana-kemari nggak jelas gitu.
Umroh:
Iya, aku juga sama dengan
Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending belajar aja dirumah.
Jali dan Umroh memang
berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh adalah sosok remaja yang rajin
belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan.
Lubis:
Kalian hari Minggu pun
masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari itu kita hanya punya satu
hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti dipake untuk belajar.
Erna:
Iya, mereka ini rajin
banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan juga sudah lebih dari
cukup.
Umroh kemudian menjabarkan
kepada mereka bedua, betapa pendidikan itu jauh lebih penting daripada bermain
atau keluyuran nggak tentu arah.
Umroh:
Berlibur itu emang perlu
sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap hari hanya belajar dan
belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak belajarlah yang akan
menjadikan kita sebagai anak yang pintar.
Jalil:
Iya, aku setuju dengan
kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang kalau kalian mau jalan, tapi
maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan. Jangan kebanyakan keluyuran,
sementara pendidikan kalian abaikan.
Erna:
Siapa bilang aku
mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman nggak serajin kalin sih..
Umroh:
Nah itu dia, mulai
sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak untuk proses belajar
kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang membanggakan.
Lubis pun dibuat terenung
oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini sangat mementingkan pendidikan
katimbang bermain) bisik Lubis dalam hati.
Lubis:
Ok, aku terima masukan
kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu emang benar. Mulai sekrang aku
harus lebih care dengan pendidikan.
Erna:
Iya juga ya.. ngapain aku
harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang nggak jelas gitu, sementara
pendidikan yang harusnya aku beri banyak perhatian malah jadi terabaikan.
Contoh Naskah Drama 4
Orang Wanita
Judul: Kepedulian Seorang
Sahabat
Tema: Sosial &
Persahabatan
Alur: Pendek
Pemeran: 4 orang
Penokohan:
Dina: Patuh pada perintah
orangtua
Winda: Sosok sahabat yang
baik
Astrid: Sosok sahabat yang
peduli terhadap teman
Hesti: Adik Astrid
Sinopsis Drama
Dina diminta ibunya untuk
mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya
kerumah tantenya. Ditengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada
bengkel disekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti
melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan
kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga
sampai disebuah bengkel.
Dialog Drama
Dina:
Win, besok pagi kan libur
sekolah.. kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku?
Winda:
Besok? aku belum tahu ya..
emangnya kamu ada perlu apa kerumah tante kamu?
Dina:
Aku disuruh ibuku
nganterin barang titipan tanteku.
Winda:
Emangnya barang apa?
Dina:
Aku belum tahu. Entah apa
barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak?
Winda sebenarnya ada acara
sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina.
Winda:
Ya sudah deh, besok aku
anterin kamu. Jam berapa besok? aku kerumah kamu atau kamu yang kerumahku?
Dina:
Terserah kamu deh, jam 8
atau jam 9 gitu.. kalau kamu mau mending kamu aja yang kerumah aku.
Winda:
Ya sudah, besok jam 8.30
aku kerumah kamu, terus kita langsung kerumah tante kamu.
Keesokan harinya Winda dan
Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari
rumah Dina. Pas ditengah-tengah jalan moto yang dikendarai Dina bannya bocor,
dan tidak ada tempat penambalan ban disekitar situ.
Dhussss... bunyi ban motor
Dina
Dina:
Aduh.. gimana nih, bannya
bocor? kayaknya pecah nih ban!
Winda:
Gimana ya.. nggak ada
bengkel tambal ban lagi disini.
Mereka bedua pun mendorong
motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit
mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka.
Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingag ke bengkel
tedekat kepada Dina.
Sopir mobil box:
Kenapa non? bannya bocor
ya?
Dina:
Iya. bisa minta tolong
angkutin motor aku sampai bengkel nggak?
Sopir mobil box:
bisa saja, tapi kasih
ongkos 100 ribu ya?
Dina:
Kok mahal amat, bang? 50
ribu ya?
Sopir mobil box itu
menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka.
Sopir mobil box:
Murah amat non.. ya sudah
kalau nggak mau.
Setelah mendorong moto
selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang
kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti.
Astrid:
Stop.. stop, hes...
Hesti:
Kenapa kak? ada apa?
Astrid:
Itu kayknya Winda deh..
Win... Win...
Winda:
Eh itu Astrid..
Astrid:
Motor kamu bocor bannya?
kasihan sekali.. kamu mau kemana nih?
Winda:
Nih aku mau nganterin Dina
kerumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh.. aku udah capek
banget dorong motor dari tadi.
Astrid berusaha memberi
pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak
karena disekitar itu memang cukup sepi.
Astrid:
Aduh.. gimana ya.. ok,
gini aja.. kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong
moto kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang.
Winda:
Emang kamu nggak kecapekan
entar? berat kamu dorong motor ini..
Astrid:
Ya tentu saja kau bakal
capek, makanya kita gantian gitu..
Motor tersebut didorong
oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba diasalah
satu bengkel tambal ban.
Pesan sosial dari drama
diatas adalah tentang kepedulian seorang sahabat. Jika ada sahabat kita yang
sedang dalam masalah atau kesulitan, maka kita harus menolongnya.
contoh naskah DRAMA untuk
4 orang Tentang PERSAHABATAN
Judul Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial
(persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
Ani: Baik (suka
menasehati)
Nani: Baik (suka dengan
kebaikan)
Jordi: Jahat (suka
menjahili orang)
Dendi: Baik (suka menegur
temannya ketika salah)
Alur Drama
Pada pagi hari itu
tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi sedang berkumpul. Tidak lama
kemudian si Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang
ngobrol didepan halaman rumahnya.
Naskah Dialog Drama
Ani:
Hai, ada apa ini? Kok
tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau..
nggak manggil aku lagi?!
Nani:
Aku tadinya sih mau
manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara kamu
hari ini, An?
Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau
ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya
aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu padat acara.
Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku
stay dirumah aja.
Tiba-tiba Jordi
menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang biasanya
lewat didepan rumah Ani.
Jordi:
Eh teman-teman, aku ada
ide nih!
Dendi:
Ide apaan tu?
Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela
pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian?
Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu
ini jahat amat sih jadi orang!
Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari
dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen ngejahilin
orang terus!
Jordi:
Biarin.. kan itu emang
hobiku.
Nani berusaha untuk
menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya masih
saja seperti anak-anak.
Nani:
Jordi, kamu tu kan udah
dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu sudah
beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Ani:
Tuh.. dengerin kata si
Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu yang
suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Jordi anaknya
memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak mengedahkan
nasehat teman-temannya.
Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi
yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha
menyadarkan Jordi.
Dendi:
Iseng itu emang boleh aja
sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu anaknya baik
dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?
Ani:
Bener banget apa yang
Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati ini malah
rasa hiba.
Jordi:
Iba? Emang kenapa kok
harus ngerasa iba?
Ani:
Lela itu kan sudah nggak
punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk membantu ayahnya dagangan
di pasar.
Jordi baru tahu kalau ternyata
Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut, keinginan Jordi untuk
menjahili Lela pun pupus.
Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan
ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau ngerjain Lela
lagi.
Nani:
Bagus itu, tapi jangan
hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap jahil. Itu kan
perbuatan dosa.
Ani:
Bener itu!
Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit
dosa!
Semenjak itu, Jordi sudah
tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya masih saja tidak
berubah. Jordi sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.
NASKAH DRAMA 5 ORANG
Jumlah Pemeran: 5 orang
1. Mimi
2. Ami
3. Linda
4. Jovan
5. Dion
Sinopsis Drama
Ami adalah sahabat dari
Mimi, Linda, Jovan, dan Dion. Berbeda dengan keempat
sahabatnya, kehidupan Ami
sangat sulit. Ami adalah sosok remaja yang hidup
dibawah kemiskinan. Ami
memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya di
SMA lantaran tidak tega
melihat kesehatan ibunya yang sering mengalami sakitsakitan
akibat terlalu bekerja
keras demi membiayai pendidikan dirinya.
Karena kepedulian seorang
sahabat, Ami pun bisa keluar dari kesulitan yang dia
hadapi. Ami tetap bisa
melanjutkan sekolahnya tanpa harus membebani
orangtuanya.
Dialog Drama
Pada suatu hari, Mimi
mendapati Ami sedang terlihat sangat gelisan. Mimi
tertanyatanya dalam
hatinya, ada apa gerangan dengan si Ami. Tak ingin
menyaksikan Ami terus
menampilkan raut yang menyedihkan, maka Mimi langsung
mencari tahu
permasalahannya.
Mimi: Ami, kamu kenapa?
kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? kamu ada
masalah apa?
Ami: Nggak kok, aku nggak
ada apaapa. Aku cuman nggak cukup tidur aja, makanya mukaku terlihat pucat.
Mimi: Masalahnya, muka
kamu nggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang sedang
kebingungan. Ami pun berusaha mengelak.
Ami: Ah kamu bisa aja sih!
aku nggak kenapakenapa kok. Bener aku cuman nggak
cukup tidur aja.
Mimi pun terdiam, dan
tidak lama kemudian datanglah Linda.
Linda: Hai, kalian lagi
pada ngapain disini? Oww... kamu kenapa, Ami? kok kamu
kelihatan pucat amat?
Mimi: Nah, benar kan,
kalau kamu tuh terlihat nggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomong aja, ada
apa sebenarnya?
Linda: Iya Ami, kita ini
kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami berdua. Kami pasti
akan berusaha untuk membantu.
Ami tetap berusaha
menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin
merepotkan kedua temannuya
itu.
Ami: Udahlah, aku nggak
kenapakenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku nggak cukup tidur.
Linda dan Mimi pun hanya
bisa terdiam, dan 5 menit kemudian datanglah Jovan
dan Dion.
Mimi: Hi, guys.. kalian
pada darimana?
Jovan: Emm.. kami abis
main darI rumah tante aku.
Dion: Iya, tadi aku sama
Jovan main sebentar kerumah tante si Jovan.
Linda: Oh.. emang kalian
pada ngapain disana?
Jovan: Nggak papa, cuman
silaturrahim aja, cuz udah lama nggak kesana.
Linda: Oh.. gitu,
baguslah! Sama seperti Linda dan Mimi, Jovan dan Dion pun langsung menanyakan
sesuatu kepada Ami yang dilihatnya tidak seperti biasanya.
Jovan: Eh.. Ami, kamu
kenapa?
Ami: Aku kenapa emang?
Dion: Yah.. kamu, orang
ditanya benerbener malah jawabnya gitu lagi!
Linda: Nggak tahu si Ami
nih.. aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi nggak tahu kenapa dia nggak
mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi gimana gitu kalau ada seorang
sahabat yang nggak terbuka gini.
Mendengar ucapan Linda,
Ami pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang
sedang dihadapinya.
Ami: Sebenarnya aku nggak
mau ngomong masalah aku, karena aku nggak mau kalian ikut terlibat dalam
masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong,maka aku nggak punya
pilihan.
Mimi: Iya, nggap apaapa,
kamu ngomong aja!
Ami: Aku akan berhenti
sekolah.
Jovan: Ha... berhenti
sekolah? maksud kamu apaan?
Dion: Iya, maksud kamu
berhenti gimana, Ami?
Ami: Aku nggak bisa
menambah beban orangtuaku. Mereka bekerja siangmalam demi bisa menyekolahkan
aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku nggak mungkin lagi bergantung pada
ibuku.
Keempat sahabat Ami pun
terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami.
Jovan kemudian memberikan
usulan untuk Ami
Jovan: Ok Ami, gimana
kalau aku coba tanyakan ke tante aku barangkali dia butuh karyawan part time.
Dion: Iya, tante kamu kan
punya supermarket.
Linda: Kyaknya itu ide
bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time,kamu kan bisa
simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu mau kan, Ami?
Ami menerima penawaran
Jovan.
Ami: Baiklah kalau begitu,
aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time.
Jovan: Sip! kamu tenang
aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku maen kesana
kemarin ada salah satu karyawannya yang keluar.
Temanteman Ami akhirnya
dengan semeringah melihat Ami kembali bisa
tersenyum. Ami pun
akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi
keluar sekolah.
Sumber : http://www.contohdramapersahabatan.click/2015/03/contoh-naskah-drama-persahabatan-5-orang.html
NASKAH DRAMA 6 ORANG
1. Angga
2. Doni
3. Feni
4. Ega
5. Ria
6. Faya
SINOPSIS DRAMA
Angga, Ega, Doni, Feni dan
Ria adalah sahabat sejak lima tahun lalu. Kelima
dari mereka merupakan anak
orang kaya yang terbiasa dengan uang
sebagai pendamping. Suatu
saat, keluarga Feni mengalami kebangkrutan,
dan jatuh miskin. Ketika
ia mengadukan permasalahan yang ia hadapi,
keempat sahabatnya itu
justru menjauhinya. Membuat Feni frustasi dan
memutuskan bunuh diri.
Lalu apa yang membuat keempat sahabat Feni
akhirnya sadar dengan
perbuatan mereka?
DIALOG NASKAH DRAMA
Sabtu adalah hari dimana
sekelompok anak muda yang terdiri dari Angga,
Ega, Doni, Feni dan Ria
menghabiskan waktu. Sejak siang mereka sudah
berkumpul di sebuah kafe
elit yang berada di bilangan pusat Jakarta. Seperti
biasa, hari ini adalah
giliran Angga yang menraktir mereka semua.
Angga : “Pesen yang banyak
deh! Nanti aku yang bayar. Pokoknya kalian
harus makan sampe
kenyang.”
Doni : “Baru gajian ya?
Kok royal banget sih?”
Angga : “Bawel ah! Mau ditraktir
nggak nih?”
Ria : “Ya jelas mau lah!
Hari ini kan giliran kamu yang keluar duit.”
Tidak lama kemudian Feni
datang menghampiri meja dimana mereka duduk.
Ia baru pamit dari toilet
untuk menerima telepon.
Ria : “Feni kenapa? Kok
sedih? Pamali lhoo sabtusabtu murung gitu!”
Ega : “Iya kenapa sih,
Fen? Dompetmu hilang?”
Angga dan Doni tertawa
menimpali lelucon Ega tesebut.
Feni : “Nyokap aku barusan
telepon. Bilang kalau papa bangkrut. Semua
rumah, mobil dan tabungan
di bank ludes. Kami harus pindah ke tempat
tinggal yang lebih
kumuh.Parahnya lagi semua kebangkrutan ini karena
papa terlibat kasus
korupsi dan sekarang dia menjadi buronan polisi.”
Angga : “Hah? Yang bener?”
Ega : “Berarti kamu anak
buronan?”
Ria : “Kamu jatuh miskin
sekarang, Fen?”
Angga, Ega, Ria dan Doni
memasang raut muka tegang dan memandang
hina kepada Feni yang
sedang menangis.
Feni : “Aku sudah nggak
punya apaapa sekarang, tapi kalian masih mau
kan temenan sama aku? Kita
kan bersahabat sejak lima tahun lalu.”
Ria menjauhkan kursinya
yang tadinya berada di dekat kursi Feni. Ia
merapat kearah Angga yang
berada disebelahnya.”
Ria : “Ya, kamu tahu
sendiri lah, Feb kita ini sekumpulan pemudapemuda
kaya. Jadi, mana mungkin kamu
bisa menuruti gaya hidup kita?”
Doni : “Mending kamu pulang
dan tengok keadaan orang tuamu, Fen.”
Ega dan Angga hanya
memandang dingin kearah Feni. Feni pun menatap
mereka dengan tatapan yang
sangat sedih.
Feni : “Kupikir
persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi kita
aku jatuh miskin, kalian
mengenyahkanku begitu saja!”
Angga : “Sudahlah, Fen.
Pulanglah. Betul tadi apa kata Doni. Sudah bagus
makananmu kubayari!”
Feni bangkit berdiri dari
kursinya kemudian menatap sedih keempat
temannya. Kemudian ia
meninggalkan mereka dan keluar dari kafe.
Ega : “Gila si Feni, masa
kita disuruh anggep dia teman sih. Sementara dia
udah melarat. Aku jadi
nggak nafsu makan.”
Angga : “Sama nih, ya udah
minta bill aja deh!”
Tibatiba Ria yang sudah
hampir sampai ke mobilnya, berlari menghampiri
Angga dan Ega.
Ria : “Guys! Barusan aku
dapat kabar kalau ada seorang gadis yang ciricirinya
mirip Feni hendak lompat
dari “fly over!”
Ega : “Serius?!”
Ria : “Masa kayak gini
bohong? Coba cek handphone kalian!”
Angga dan Ega mengecek
handphone masingmasing dan menerima kabar
yang sama dari pesan
broadcast.
Angga : “Yuk, kita
langsung ke fly over itu! Ria! Hubungi Doni, suruh dia
langsung kesana.”
Ria, Ega dan Angga masuk
kedalam mobil. Angga mengemudikan mobil
kearah fly over tempat
dimana Feni hendak bunuh diri. Tibatiba di separuh
perjalanan, handphone Ega
berbunyi dan raut muka Ega berubah menjadi
sangat tegang.
Ega : “Guys.... Kita
terlambat. Feni melompat dari fly over tersebut dan ia
tewas.”
Angga langsung
menghentikan mobilnya. Ria menangis tersedusedu di jok
belakang mobil.
Ega : “Kita langsung ke
Rumah Sakit Thamrin aja, jenazah Feni dibawa
kesana.”
Angga menarik nafas
panjang kemudia mengemudikan mobilnya kearah
rumah sakit itu.
Sesampainya disana, mereka
bertiga berlari dan didepan ruang jenazah
sudah ada ibu dan Faya,
kakak Feni yang duduk membisu. Ria berlari
memeluk Faya.
Ria : “Kak, maafkan kami.
Ini semua salah kami. Kalau kami kasih support ke
Feni, pasti jadinya tidak
akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Feni
begitu saja saat ia
membutuhkan kami.”
Faya membalas pelukan Ria
dan mengusap punggung Ria dengan lembut.
Faya tidak dapat menahan
air matanya.
Faya : “Sudahlah, kami
sudah memaafkan kalian. Ini semua sudah
digariskan oleh Yang Maha
Kuasa. Aku Cuma memohon agar kalian terus
mendoakan Feni agar ia
tenang disana.”
Angga dan Ega terkesiap
menatap Faya yang tidak marah kepada mereka
dan malah memaafkannya.
Ega : “Kami mohon maaf
sebesarbesarnya, Kak. Kami pasti terus
mendoakan Feni.”
Faya : “Tidak perlu minta
maaf terus menerus, Ga. Feni hanya tidak kuat
menerima kenyataan bahwa
kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti
karena sejak kecil ia
hidup dengan bergelimang harta.”
Angga, Ega dan Ria takjub
akan kebesaran hati Faya dan semenjak itu
mereka bertekad untuk
lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan
uang sebagai tolak ukur.
Dari : http://www.contohdramasingkat.com/2016/01/contohnaskahdramatentangkehidupan6orangpemain.html
NASKAH DRAMA 7 ORANG
Siti Nurbaya dengan para
pelaku :
Siti Nurbaya
Syamsul Bahri
Datuk Maringgih
Baginda Sulaiman
Sutan Mahmud
Ibu Mahmud
Ibu Sulaiman
Istri Tua
Inilah kisah cerita anak manusia di
kota Padang, Sumatra Barat, terjalinnya kisah cinta antara Sit Nurbaya dengan
Syamsul Bahri yang berujung…
Bagaimanakah kisah cerita Siti
Nurbaya ini ??
Inilah dia… Selamat Menyaksikan…
Narator: Legenda cerita rakyat yang
mengisahkan tentang jalinan kasih yang tak sampai antara sepasang insan yang
berujung pada kawin paksa. Sang pria bernama Syamsul Bahri, selain berwajah
tampan juga berasal dari keturunan orang terpandang. Bapaknya adalah seorang
Penghulu yang terpandang, yakni Sutan Mahmud. Si gadis bernama Siti Nurbaya,
berparas jelita, berambut panjang bak mayang terurai serta santun budinya anak
dari Baginda Sulaiman. Jalinan cinta Siti dan Syamsul sangat direstui oleh kedua
orang tuanya yang masih punya hubungan kekerabatan. Sutan Mahmud ayah Syamsul
Bahri adalah Mamak Siti Nurbaya.
Setelah menamatkan sekolah
tingkat atas, Syamsul Bahri melanjutkan sekolah calon Dokter di pulau Jawa
untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Di Taman – Sore Hari
Siti Nurbaya : Kemana ya uda syamsul, kita kan sudah
membuat janji di sini.. ( sambil menengong kanan kiri )
Syamsul : Adhinda ku Siti Nurbaya…
Siti Nurbaya : Akhirnya uda datang juga, ada apa uda
ingin bertemu dengan ku ?
Syamsul : Kamu tau kan ? Setelah aku
selesai sekolah di sini, aku akan pergi ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah ku
?
Siti Nurbaya : Tentu saja aku tau, aku sangat sedih
mendengar itu uda, tapi demi kebaikan mu aku akan bertahan untuk menunggu
kembali nya dirimu…
Syamsul : Aku hanya pergi tuk Sementara,
bukan tuk meninggalkan mu selamanya. Aku pasti kan kembali pada dirimu, tapi
kau jangan nakal, aku pasti kembali… ( pasto )
Siti Nurbaya : Alangkah senang hatiku, bila ku dekat
denganmu, alangkah senang hatiku, sayangku hanya untukmu… ( andi rif )
Syamsul : Dhinda, 1 minggu lagi aku akan
mendapatkan Rapot ku, dan kemungkinan 1 minggu kedepannya aku akan berangkat ke
Jakarta jika nilai ku memuaskan…
Siti Nurbaya : Santai aja uda, aku pasti nungguin kamu
kok, 2 minggu lagi kan ? sip sip…
Syamsul : Terimakasih ya Dhinda atas
pengertian mu…
Siti Nurbaya : ( Mengangguk )
Narator : Meninggalkan lokasi…
Narator : 1 Minggu kemudian di rumah Siti
Nurbaya, hanya kesedihan yang dia rasakan karena pujaan hati nya akan
meninggalkan dirinya dalam jangka waktu yang cukup panjang…
Siti Nurbaya : Kenapa ya ? uda Syamsul harus kuliah di
Jakarta ? Kenapa tidak di Padang saja ??
Narator : Tanpa di sadari Siti Nurbaya, Uda
Syamsul mengintip dari jendela…
Syamsul : Oohh maaf, maafkan diriku, yang
telah membuat, hatimu terluka, hanya kau cintaku, ku tak pernah fakir, tuk
pergi darimu, walau hanya, sekejap saja… ( rio febrian )
Siti Nurbaya : Uda… Coba kau pikirkan, coba kau
renungkan, apa yang kau inginkan telah aku lakukan, coba kau katakana apa yang
kau inginkan… ( kangen band )
Syamsul : Aku ingin engkau slalu, hadir dan
temani aku, di setiap langkah, yang meyakiniku, kau tercipta untukku, sepanjang
hidupku… ( Ungu )
Siti Nurbaya : Aduuh uda Syamsul, Co Cweeet…
Syamsul : Ah dhinda bisa saja, maaf ya uda
ngintip gak bilang bilang sama dhinda…
Siti Nurbaya : Mana ada ngintip bilang bilang ?
Syamsul : Hehehe, yaudah Uda pulang dulu ya
dhinda, Cee Uu..
Siti Nurbaya : Cee Uu..
Narator : Akhirnya, minggu yang tidap di
harapkan datang, minggu pembagian rapot…
Di Taman Sore Hari…
Siti Nurbaya : Hari ini pembagian Rapot uda Syamsul,
dan kita sudah berjanji di sini,Huuuffhh… aku deg deg`an banget nih…
Syamsul : Dhindaaa… ( duduk sebelah Siti )
Siti Nurbaya : Uda, senang sekali wajah nya, coba coba
liat Rapot nya.. ( melihat Rapot ) waaahhh bagus sekali…
Syamsul : Yo`i Laahhh.. Uda GettoCh !!
Siti Nurbaya : Berarti, uda jadi pergi ke Jakarta ??
Syamsul : Jadi donk ahh.. udah gak sabar
nih…
Siti Nurbaya : ( Hanya tersenyum )
Syamsul : Dhinda, aku ingin bertanya,
sebelum aku pergi, aku penasaran sekali, dari pada nanti aku jadi setan
penasaran…
Siti Nurbaya : Waduh ? Apa tuh ?
Syamsul : Why… Do you love me ?? So Sweet…
And Tenderly ?? ( Rio Febrian )
Siti Nurbaya : Takdir bang !
Syamsul : Wew ??! Jawaban yang tidak di
harapkan…
Siti Nurbaya : Hehehe…
Syamsul : Besok pagi aku akan pergi ke
Jakarta…
Siti Nurbaya : Cepat sekali uda ?
Syamsul : Biar lebih cepat kembali nya
juga, hehehe…
Siti Nurbaya :
Besok pagi kita bertemu di Teluk Bayur ya uda, aku ingin mengantarmu…
Syamsul : Oke dhinda… Yuk uda antar pulang…
Siti Nurbaya : Yukk…
Narator : Ke`esokan hari nya di Teluk
Bayur…
Siti Nurbaya : Aahh masa aku duluan yang sampe, dasar
pemalas…
Syamsul : Haloo dhinda…
Siti Nurbaya : Dasar pemalas, dia uang mau pergi aku
yang nyampe duluan…
Syamsul : Santai… ( roma irama )
Siti Nurbaya : Bagaimana uda ? Apakah sudah siap semua
?
Syamsul : Udah donkz, tinggal menunggu keberangkatan
saja dhinda…
Siti Nurbaya : Memang jam brp berangkat nya ??
Syamsul : Jam 9.15
Siti Nurbaya : ( Melihat Jam ) Sekarang kan jam 9.00,
15menit lagi berarti ya uda ?
Syamsul : Iya dhindaqu sayang…
Siti Nurbaya : Uda, Bawa daku pergi, saat kau kembali,
bawa daku pergi, bersamamu… ( Ruth Sahanaya )
Syamsul : Siti, jangan menangis, hapus air
mata, di wajah cantikmu, Siti kepergian ku takkan lama… ( Jikustik )
Siti Nurbaya : Iya uda sayang, Tak Ada Yang Akan Bisa,
Meruntuhkan NiatkuTuk Bertemu Memeluk Dan Menyanding, Meski Surya
MembenamkanTubuhku Di Lautan, Kutunggu Sampai Samudra Mengering ( Jikustik )
Syamsul : Sungguh setia nya pujaan hati uda
ini..
Siti Nurbaya : ( Tersipu Malu )
Syamsul : Yasudah, uda berangkat dulu ya
Dhinda qu tercinta…
Siti Nurbaya : Iyah.. Hati hati ya Uda ku sayang… (
Cium Tangan )
( Sama sama melambaikan
tangan )
Narator : Tahun berlalu musim berganti..
Siti Nurbaya : Surat doank ? gak ngelepas kangen, makin
jadi iya, huuuh…
Semua kata rindumu semakin
membuatku
Tak berdaya... Menahan
rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun
rindu kamu
Ku akan pulang... Melepas
semua kerinduan
Yang terpendam… ( Chrisye
)
Narator : Musibah datang mendera keluarga
Siti Nurbaya, usaha dagang ayahnya mengalami kebangkrutan, hingga jatuh miskin
dan Baginda Sulaiman akhirnya jatuh sakit. Beliau akhirnya meminjam uang kepada
seorang rentenir yang berbadan kurus dan suka beristri banyak bernama Datuk
Maringgih. Hutang Baginda Sulaiman akhirnya bertumpuk dan berbunga pada Datuk
Maringgih.
Sulaiman : Uhuk uhuk uhukk… saayyang…
bagaimana kita skrg inii ?? Hutang kita sudah banyak sekali kepada datuk maringgih…
Ny.Sulaiman : Adooo sayaang,,si gendut laknat itu ?
biarkan sajalah… nanti kalau kita mati kita tidak perlu bayar hutang lagi kan…
bunuh diri yuk yuk…
Sulaiman : Bunuh diri tidak menyelesaikan
masalah… ( Roma Irama )
Ny.Sulaiman : Hmmm,dosa ya sayang ??
Sulaiman : Ya iyalahh sayangg…
Ny.Sulaiman : Ooo…
Sulaiman : Uuhh,,udah tua masih aja
nge`gemesin !!
Ny.Sulaiman : ( Meleet )
Sulaiman : Sudah sudah… Kemana anak kita ?
Ny.Sulaiman : Lagi nyapu noh di depan…
Sulaiman : Ooo yasudah…
Narator : Suatu hari Datuk Maringgih pergi
kerumah Baginda Sulaiman yang sedang sakit untuk menagih piutangnya. Disanalah
Datuk Maringgih terpesona melihat kecantikan Siti Nurbaya. Datuk Maringgih
memaksa Baginda Sulaiman untuk menjadikan Siti Nurbaya sebagai istri mudanya
kalau ayah Siti Nurbaya tak sanggup untuk membayar hutangnya.
Maringgih : Hey kau ! Kesini ! Aku ingin menagih
hutang ku pada si sulaiman itu ! Cepat kamu dampingi saya kesana !
Pesuruh : Oke Tuk…
Narator : ( Singkat cerita )
Maringgih : Wala Dalaa…. Ayu tenan rekkk…
Pesuruh : Tuk !! Ente orang Padang apa Jawa
??
Maringgih : Bawel lu !!
Pesuruh : ( Ingin Jitak Dari Belakang )
Maringgih : Terpesona, Ku pada pandangan
pertama, dan tak kuasa menahan rinduku ,Senyumanmu selalu menghiasi mimpiku,
Ingin ku peluk dan ku kucup keningmu, Oh indahnya, Kini ku rasakan, Getaran
cinta dalam dada, Ku ingin bersama, Untuk selamanya… ( Glenn Fredly )
Pesuruh : ( Joget Joget )
Maringgih : Heh !! Ngapain kamu joget joget ??
Pesuruh : Terbawa suasana Tuk !!
Maringgih : Tak Tuk Tak Tuk ! Jidat mu !!
Pesuruh : ( …………. )
Maringgih : Akan ku nikahkan dia !! Jika tidak
bisa !! Jangan panggil aku “ DATUk MARINGGIH “ !!
Pesuruh : Caranya ?
Maringgih : Easy coy !! Mari kita masuk ke
dalam…
( berjalan beberapa
langkah )
Maringgih : Haiii cantikk… mwaaachh…
Siti Nurbaya : NAJIZ !! Brrrr…
Maringgih : Sombong sekalii…
Siti Nurbaya : Bodo !!! Cuih !!
Maringgih : Awas kao !!
( Masuk ke Dalam Rumah )
Maringgih : Sulaimaaaaaaaan !! Cepat kesini kamu
!!
Ny.Sulaiman : Berisiiikkk tau gak kamu !!
Maringgih : ( Berbicara kepada pesuruh ) Buset
ngeri amat nih nenek nenek…
Pesuruh : ( ………. )
Maringgih : Mana Sulaiman ??
Sulaiman : Apooo datuk ??
Maringgih : Mana hutang mu ?? Aku ingin sekarang
di bayar !! Tidak mau tahu bagaimanapun caranya !!
Sulaiman : Mana bisa aku bayar begitu banyak
dengan cepat ?
Maringgih : Aku tidak mau tau !!
Ny.Sulaiman : Bunuh diri aja yuk sayang…
Sulaiman : Yuukk…
Maringgih : Lah lah lah ?? Aku berikan Tawaran
!!
Sulaiman : Apa itu ?
Maringgih : Kawinkan anak mu dengan ku !! Maka
semua hutang mu akan “ LUNAS “ !!
Sulaiman : Apakah anak ku mau dengan orang
tua seperti mu ?? Lagi pula dia sudah punya kekasih yang bernama Syamsul Bahri
Ny.Sulaiman : Betoel itu.. mana mauu dia dengan orang
sepertimu genduutt…
Maringgih : Kuurrraaannggg ajjjiiiiiaaarrrrrr
!!!!!!!!!!!! Pokok nya besok mau tidak mau anak mu harus menikah dengan ku !!
TIETIEKKK !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Ayo Kita
pergi !!!!
Ny.Sulaiman : Hus Hus Hus !!!!
Narator : Terjadilah perdebatan anatara
Baginda Sulaiman, Nyonya Sulaiman dan Siti Nurbaya…
Sulaiman : Sayang, panggil Siti kesini dong…
Ny.Sulaiman : Sitiiiiiiiiiii !!!!!!!!!!!!!
Sulaiman : Berisiiikk gak bisa pelan pelan
apa ?!
Ny.Sulaiman : Bawel dehh..
Siti Nurbaya : Ya Ayah ? Ibu ?
Sulaiman : Kami ingin meminta tolong kepadamu,
demi kelangsungan hidup kami…
Siti Nurbaya : Selama siti bisa, pasti siti lakuin…
Sulaiman : Kamu menikah dengan Datuk
Maringgih…
Siti Nurbaya : UAPAAAAAAAAAAAA????????!!!!!
Ny.Sulaiman : Lebay tau gk…
Siti Nurbaya : Tapi ayah, aku sudah mempunyai calon,
yaitu Syamsul Bahri, orang yang paling aku cinta…
Sulaiman : tapi ini demi kami semua, kami
juga tidak mau kamu menikah dengan datuk maringgih, tapi apa yang bisa ayah
perbuat?
Ny.Sulaiman : Siti, ini permohonan terakhir ayah dan
ibu…
Siti Nurbaya : Huuuffh… baiklah aku mau…
Narator : Dengan hati yang sangat tersiksa,
akhirnya Siti Nurbaya pun menerima nya, dan terjadilah hari lamaran itu…
Maringgih : Akhirnya… biarkan hutang itu lunas, asalkan
aku bisa memiliki Siti Nurbaya, Hahahahaha….
Siti Nurbaya : Zzzzzzz…
Maringgih : Jangan jangan kau menolak cintaku,
Jangan jangan kau ragukan hatiku ,Ku ‘kan slalu setia menunggu, untuk menjadi
suami mu… ( ST 12 )
Siti Nurbaya : ( …… )
Narator : Namun kabar tersebut sampai ke
telinga Syamsul Bahri, hatinya sangat sedih dan mencoba bunuh diri.
( Kost`an Syamsul Bahri )
Syamsul : Hancur hatiku mengenang dikau,
menjadi keping-keping setelah kau pergi ,tinggalkan kasih sayang yang pernah
singgah antara kita,
masihkah ada sayang itu… (
Baby Romeo )
Narator : Suatu hari Syamsul BahRi pulang
ke Padang dan bertemu degan Siti Nurbaya
Syamsul : Dimanakah Siti Nurbaya sekarang ?
Aku ingin sekali bertemu dengannya, aku ingin penjelasan se jelas jelas nya
dari dia… ( Berjalan 2 – 3 langkah )
Siti Nurbaya : ( Sedang berdiri tidak jelas )
Syamsul : Sepertinya aku kenal dengan
perempuan cantik itu… ( berjalan 1 langkah ) Nurbaya ! Itu Siti Nurbaya ! (
Menyapa Siti Nurbaya ) Siti kamu Siti kan ?? Siti Nurbaya ??
Siti Nurbaya : ???? Iya aku Siti Nurbaya… Ada apa ?
Syamsul : Aduh sombong nya kamu… kamu tidak
ingat aku ??
Siti Nurbaya : Ha ??
Syamsul : Semua kata rindu mu semakin
membuat ku tak berdaya…
Siti Nurbaya : Itu kan surat 1 tahun lalu yang aku
kirimkan kepada Uda Syamsul, Berarti kamu ?
Syamsul : Yo`I lahh…
Siti Nurbaya : Uda ?? Waaaa…. Senang sekali aku bertemu
dengan mu kembalii…
Syamsul : Aku juga Sitii… Hahahahaha…
Siti Nurbaya : Tapii…
Syamsul : Aku tahu kok, kamu menikah dengan
rentenir gendut itu, bagaimana bisa kamu menikah dengan rentenir gendut itu ?
Siti Nurbaya : Ayah ku bangkrut dan akhirnya berhutang
kepada datuk maringgih, dan akhirnya berbunga dan berbunga, karena tidak bisa
bayar, aku di paksa menikah oleh datuk maringgih…
Syamsul : Sungguh laknat orang gendut itu !
Siti Nurbaya : Maafkan aku uda, aku tidak bisa berbuat
apa apa…
Syamsul : Tenang Siti, aku akan membalas si
gendut itu ! Aku janji !!
Siti Nurbaya : Tapi… Bagaimana caranya ??
Syamsul : Easy…
Siti Nurbaya : Yasudah aku harus segera kembali pulang,
agar dia tidak marah marah dengan ku lagi…
Syamsul : Hati hati siti…
Narator : Tanpa di sadari… datuk maringgih
yang mendengar pembicaraan itu, langsung naik Pitam ! Datuk maringgih berniat
mengusir syamsul bahri dari Padang ! Dia menyebar fitnah melalui istri tua nya…
Maringgih : Kurrang ajar !!
Istri Tua : Aduuuuuuhhh !! Ada apa sih berisik
banget… gk tau apa mama lagi Medi Pedi ??
Maringgih : Mah, kurrang ajar si Siti itu, dia
berani berani nya bertemu dengan si Syamsul lagi, dan si syamsul berencana
untuk membalas ku !!
Istri Tua : Ahh itu mah urusan mudah papii…
lihat aksi istri mu ini…
Narator : Tersebarlah gosiip kalau Syamsul
telah memperkosa Istri Tua datuk maringgih…. Sehingga Syamsul di usir oleh
kedua Orang Tua nya….
Syamsul : Ayaahh ibuu.. ini pesanan makanan
pesanan kalian…
Mahmud : JANGAN PANGGIL AKU DENGAN SEBUTAN
AYAH !!! KAU BUKAN ANAK KU !!!
Ny.Mahmud : Ayah sabar ayah…
Mahmud : Aku tidak punya anak yang seperti
ini ! Anak tidak bermoral tidak berpendidikan ! Percuma aku membiayai nya mahal
mahal ! Anak DURHAKA !! Pergi Kamu !! PERGIII !!!
Ny.Mahmud : Jangan ayah.. kasian syamsul, tolong
ayah, kasih dia untuk memberikan penjelasan…
Mahmud : Penjelasan ?? Tidak BUTUH !!! Mau
di taro mana Muka ayah ???
Ny.Mahmud : Ya di kepala masa di jidat ? AYolah
ayah berikan dia kesempatan lagii… kesempatan untuk menjelaskan saja…
Mahmud : Tidak perlu ! PERGI KAMU ! PERGI
!!!
Narator : Syamsul bahri tidak sempat
berkata apapun, hanya kesedihan yang di rasa, dan dia kembali pergi ke Jakarta…
Dia menyamar sebagai Letnan Mas !! Di saat Syamsul Bahri masih di Jakarta,
Datuk maringgih menjadi sangat benci kepada Siti Nurbaya dan dia memikirkan bagaimana
cara membunuh Siti Nurbaya…
Maringgih : Apa yang harus aku lakukan agar bisa
membunuh Siti Nurbaya itu…
Istri Tua : Racunin aja, ribet amat…
Maringgih : Racun ? Tpi bagaimana cara kita
memberikannya ?
Istri Tua : Coba kita pikirkan sejenak…
Hmmmm…
Istri Tua : Ahaaaaaaaaaaaa !!!! Kita racunin
saja dengan air minum…
Maringgih : Sepertinya kurang ampuh kalau kita
suguhkan minuman, dia pasti berpikir yang aneh aneh…
Istri Tua : Benar juga ya…
Maringgih : Lebih baik kita racuni lemang dan di
berikan ke siti nurbaya melalui si jidat itu…
Istri Tua : Benar juga itu, hahaha… mari kita
lakukan secepatnya…
Narator : Dengan cepat Datuk Maringgih dan
Istri Tua nya membeli lemang dan di berikan racun…
Maringgih : Budaaaaaaakk !! Cepat kesini kamu !!
Pesuruh : Ya tuk ??
Maringgih : Tolong berikan ini kepada Siti
Nurbaya, bilang ini pemberian dari sulaiman…
Pesuruh : Siap Tuk Laksanakan…
Narator : Jalan lah sang pesuruh ke Tempat
Siti Nurbaya beristirahat setelah seharian di suruh membersihkan rumah…
Pesuruh : Permisi sitii… ada kiriman lemang
dari ayahmu…
Siti Nurbaya : Ohh.. iya terimakasih yahh…
Pesuruh : Sama sama ( pergi untuk mengintip apakah
siti sudah memakan itu atau belum )
Siti Nurbaya : Apakah ini benar benar dari ayah ?
Huuufh…
Pesuruh : Lama amat sih nga di makan makan…
Siti Nurbaya : Baiklah aku makan, aku tidak boleh berburuk
sangka… ( memakan lemang itu )
Pesuruh : Akhirnya di makann… sekarang aku
bisa pergi…
Narator : Akhirnya… termakanlah lemang itu,
dan tak lama kemudian sampailah ajal nya…
Pesuruh : Tuuukkkkk… Lemang itu sudah di makan
oleh Siti Nurbaya…
Maringgih : Bagus… Hahahaha… Tinggal kita tunggu
saja, kapan ada kabar bahwa Siti Nurbaya telah meninggal…
Narator : Akhirnya pengumuman bahwa Siti
Nurbaya telah meninggal di sebarkan, dan sampai lagi ke telinga Syamsul Bahri
yang sekarang namanya menjadi Letnan Mas ! Semakin menjadi Amarah Syamsul Bahri
terhadap Datuk Maringgih
Syamsul : Akan kubunuh dia ! Akan kubunuh !
Itu Janji ku !
Narator : Nasib baik untuk Syamsul Bahri,
Saat tragedy Balesting (Saudagar-saudagar pribumi yang tidak mau membayar
upeti/pajak dibawah pimpinan Datuk Mariggih), dikirimlah Letnan Mas oleh
Kompeni ke Padang untuk menumpas para pembangkang balesting.
Syamsul : Akhirnya kita bertemu Gendut !
Maringgih : Kurang ajar, aku akan memberi mu
pelajaran !
Syamsul : Jangan banyak bicara mari kita
mulai saja !!
Narator : Terjadilah peperangan satu lawan
satu antara Letnan Mas dengan Datuk Maringgih. Akhir cerita Letnan Mas yang tak
lain adalah Syamsul Bahri tewas di pedang diujung pedang, bersamaan dengan
Datuk Maringgih juga roboh terkena tembakan Letnan Mas.
NASKAH DRAMA 8 ORANG
Kesombongan Itu Membunuhmu
(Naskah Drama 8 Orang)
Reactions:
Revan - Pintar, bijak,
baik, mempunyai rasa ingin tau yang tinggi, mempunyai tekad yang kuat.
Felly - Pintar, sombong,
tidak mau kalah, selalu menjaga image.
Teman Felly (Nigi) - Penurut, pendiam.
Teman Felly 2 (Lavi) -
Cuek, jutek, ceroboh.
Teman Revan (Raffa) -
Cuek, benci sama Felly, cowo yang ‘dingin’.
Teman Revan 2 (Raka) -
Sengak, troublemaker, berandal, genit.
Guru1 - Baik, lemah
lembut.
Guru2 - Galak, tegas.
Babak 1
(di koridor kelas)
Teman Felly : Fel, udah
ngerjain PR belum?
Felly : Udahlah, Felly
gitu. (menepuk dadanya) (menhampiri pintu kelas) yailah masih dikunci.
Teman Felly : Ajarin dong,
Fel! (memasang muka pengen)
Felly : Enak aja! Kerjain
aja sendiri! (duduk deket Teman Felly)
Teman Felly : Yaelah Fel,
pelit amat. Yaudah deh ajarin aku dong. Aku nggak ngerti cara gunain rumusnya.
Felly : Males ah! Usaha
sendiri aja gih! (membuka HP-nya cuek)
Teman Felly : (mendengus)
Ampun dah Felly. Sama temen sendiri nggak mau berbagi ilmu.
Felly : Kamu temen aku?
(menatap polos temannya)
Teman Felly : Tau ah!
Felly : (bersikap cuek)
Teman Felly : Felly,
ajarin dong. (mengatup kedua tangan)
Felly : Makanya jadi orang
pinter biar bisa ngerjain PR! (tersenyum sinis)
Teman Felly : (cemberut)
Jangan sombong, Fel. Kena karma nanti.
Felly : Bilang aja kamu
iri.
Teman Felly : Terserah kamu
lah, Fel. Yang penting, ajarin aku sekarang. Sebelum bel bunyi.
Felly : Kamu tau kan, ini
tuh PR. Perkerjaan Rumah. Jadi ngerjainnya ya dirumah. Kalau nggak bisa, ya
usaha. Nyari di buku atau internet kan bisa. Jaman udah canggih. Jangan kaya
orang susah deh. Ja—
Teman Felly : (memotong
pembicaraan Felly) Ini aku juga lagi usaha kok. Nanya sama kamu.
Felly : Yaudah mana sini aku
bantuin! (merampas buku Temannya)
Teman Felly : Ini gimana
nih, aku bingung.
Felly : Ini kan udah ada
rumusnya. Makanya kalau guru jelasin dengerin!
(Felly menjelaskan PR-nya)
Teman Felly 2 : (berlari)
Hai teman! (ngos-ngosan)
Teman Felly : Tumben Vi
baru dateng?
Teman Felly 2 : Hehehe aku
telat bangun tadi. Eh kok pada di luar.
Teman Felly : Kebiasaan.
Masih dikunci.
Felly : Nigi dengerin
kenapa sih!
Teman Felly : (menyengir)
Teman Felly 2 : Lagi
ngapain sih? (mecondongkan tubuhnya ke arah pekerjaan Felly)
Felly : Bisa liat kan?
Teman Felly 2 :
Astaghfirullah! Aku lupa ada PR! (panik)
Teman Felly : (memutar
kedua bola matanya)
Felly : (berdecak) Kalian
niat sekolah nggak sih, PR udah dari minggu lalu.
Teman Felly 2 : (masih
sibuk menyalin jawaban dari buku Nigi) Niatlah, Fel. Kalau nggak niat, kita
nggak sekolah sekarang.
Teman Felly : (menyengir)
Felly : Susah punya temen
kayak kalian. Dibilangin susah banget.
Teman Felly 2 : Yaudahlah,
Fel. Kamu nggak akan rugi kok karena sifat aku. (Masih menyalin)
Teman Felly : (melotot
mendenar perkataan Lavi)
Felly : (berdecak kesal)
Teman Felly : (wajah
ketakutan) mmm, thanks, Fel. Udah ngajarin. Hehe..
Felly : (sambil memainkan
HP-nya) hmm
Teman Felly 2 : YES!
Akhirnya selesai! (meregangkan tangan)
Felly : Bangga nyontek?
(masih memainkan HP)
Teman Felly 2 : Yaelah,
yang penting PR kelar sebelum bel. Masalah dapet dari mana jawabannya mah bodo
amat. (merapikan bukunya) Thanks, Gi!
Teman Felly : Iya, Vi .
(suara kecil)
Felly : Generasi bangsa
ancur.
Teman Felly 2 : (memutar
bola mata kesal) (melangkah menuju mejanya)
Kriing...
Babak 2
(Di kantin)
Revan : (menghampiri
temannya) weitss bro! Tumben sendiri? Mana
si Raka? (duduk disebelah teman Revan)
Teman Revan : Lagi
berurusan Pak Retno. (tetap sibuk sama makananya)
Revan : Pak Retno? Guru
fisika yang killer itu?(memainkan gadgetnya)
Teman Revan : Yoi
Revan : Kok bisa?
Teman Revan : Bisalah.
Orang kayak dia mah udah biasa berhadapan sama guru.
Revan : Hahaha... Eh,
ternyata ini sekolah gede juga ya? (menatap kagum kesekitar)
Teman Revan : Ckck, norak
banget deh. (memutar bola matanya)
Revan : Suka – sukalah. Eh
si Raka lama banget dipanggilnya?
Teman Revan : Dengerin
ceramah dulu paling.
(Felly memasuki kantin)
Revan : Bro, itu siapa?
(mengarahkan kepalanya ke arah Felly yang asik sama minumannya)
Teman Revan : Yang mana?
(celingukan)
Revan : Itu yang lagi
minum.
Teman Revan : Oh si Felly
(langsung memalingkan muka)
Revan : Oh namanya Felly.
(ngangguk – ngangguk) Cantik ya?
Teman Revan : Hah? Eng,
cantik sih. Tapi belum tau aja kamu sifatnya. (mendengus kesal)
Revan : Baik hati lah
pastinya. (senyum – senyum)
Teman Revan : Sok tau.
Samperin aja, nanti juga tau sifatnya. (bersikap cuek)
Revan : Hmm... oke deh.
(bangun dari duduk, melangkah ke arah Felly)
Teman Revan :
(Menghentikan langkah Revan) Mau kemana, Van?
Revan : Nyamperinlah.
(meneruskan jalannya)
Teman Revan : (cengok,
meneruskan makannya)
(Sesampainya di tempat
Felly)
Revan : Hai (senyum)
Felly : (diam)
Revan : Boleh aku duduk di
sini?
Felly : (masih diam)
Revan : Oke aku anggap
diem kamu itu iya. (duduk di dekat Felly)
Felly : (masih tetap diam)
Revan : Hmm... Nama kamu
siapa? Aku- (terpotong karena tepukan teman Revan)
Teman Revan : (menepuk
pundak Revan) Hoi! Balik kekelas yok! (menarik Revan)
Revan : Eh, selow dong.
(melepas tarikan temannya) Aku duluan ya!
Teman Revan : Ngapain sih
deketin si sombong itu?
Revan : Dia baik.
Teman Revan : Terserah.
(Revan dan teman Revan
keluar kantin)
(Teman Felly 2 datang)
Teman Felly 2 : Felly!
(mengagetkan Felly)
Felly : Berisik!
Teman Felly 2 : Yaelah,
Fel. Kaget napa. (menyeruput minuman Felly)
Felly : Kayaknya nggak ada
yang ngizinin situ minum itu deh. (sinis)
Teman Felly 2 : Dikit
doang, Fel. (memainkan gadgetnya)
Felly : (mendengus)
Teman Felly 2 : Eh, tadi aku
liat ada si Raffa sama Revan deh disini.
Felly : Ya emang. Eh
Revan? Siapa tuh? (mengalihkan pandanganya ke arah temannya)
Teman Felly 2 : Kamu gak
tau, Fel?
Felly : Nggak (muka polos)
Teman Felly 2 : Peduli
dikit dong sama lingkungan sekitar.
Felly : Penting? Udah deh
tinggal bilang siapa dia?
Teman Felly 2 : (tersenyum
sinis) Dia anak baru.
Felly : Ooohh
Teman Felly 2 : Kamu harus
hati – hati. (tersenyum miring)
Felly : Emang kenapa? Dia
gigit orang gitu?(sinis)
Teman Felly 2 : Dia itu...
Felly : Apa? Hah? Anak
penjabat? (melengos malas)
Teman Felly 2 : Dia
pinter! (tersenyum penuh kemenangan)
Felly : Hahahaha... Lavi,
kalo dia pinter, dia sekelas sama kita. Nyatanya? Dia Cuma di kelas biasa.
Teman Felly 2 : Felly,
yang di kelas reguler itu nggak bodoh, hanya saja mereka masih menyembunyikan
kemampuannya.
Felly : Yayaya
Teman Felly 2 : Akhirnya
keinginan aku bentar lagi tercapai.
Felly : Hah?
Teman Felly 2 : (tersenyum misteri)
Felly : nggak jelas.
Teman Felly 2 : (cuek)
Babak 3
(Di koridor kelas)
Revan : Apaan sih
Raf?! Pake narik – narik segala!
Teman Revan : Nggak usah
deketin si Felly deh. Percuma.
Revan : (duduk dilantai)
Kenapa? Cemburu? Hahaha...
Teman Revan : Ck, apaan
sih!
Revan : Hahaha... eh si
Raka belum selesai juga berhadapan sama pak Retno?
Teman Revan : Entah.
(berdiri mau melangkah ke arah kamar mandi)
Revan : Lah, mau kemana
Raf?
Teman Revan : Panggilan
‘alam’ nih. Hahaha
(Teman Revan keluar kelas)
Revan : Aneh dah tuh
orang, tadi narik – narik ke kelas. Tapi sekarang ditinggal. (garuk – garuk
kepala heran)
(Tak lama Teman Revan 2
datang)
Teman Revan 2 : (lari –
lari, ngos – ngos)
Revan : (menyeritkan dahi)
Habis ngapain, Ka?
Teman Revan 2 : (ngos –
ngosan) Gila! Guru nggak punya hati!
Revan : Kenapa dah?
(melempar minum ke arah temannya)
Teman Revan 2 : (minum)
Disuruh bersihin toilet. (duduk dekat Revan)
Revan : Hahahaha...
awalnya kenapa sih bisa dipanggil Pak Retno?
Teman Revan 2 : Ketiduran.
Revan : Oh, jadi ketauan
tadi. Hahaha
Teman Revan 2 : (muka
ditekuk –cemberut-) Lagian tadi main
kabur ke toilet.
Revan : Kebelet (nyengir)
Teman Revan 2 :
(mendengus) Capek men!
Revan : Makanya jangan
tidur mulu dikelas.
Teman Revan 2 : Yayaya
Revan : Ck. Eh kenal Felly
nggak?
Teman Revan 2 : Felly?!
Revan : Yap!
Teman Revan 2 : Kenallah,
siapa coba yang nggak kenal dia? (senyum – senyum) Apalagi cewek cantik kayak
Felly.
Revan : Wah, naksir ya
bro?
Teman Revan 2 : Cuma orang
buta yang nggak naksir dia. (tersenyum membayangkan Felly)
Revan : (memandang jijik
temannya)
Teman Revan 2 : Eh, bentar,
tau Felly darimana?
Revan : Tadi liat di
kantin.
Teman Revan 2 : Ohh
Revan : Dia kaya gimana
orangnya?
Teman Revan 2 : Dia siapa?
Revan : Felly lah.
(berdecak kesal)
Teman Revan 2 : Hmm...
cantik tapi yagitu.
Revan : Yagitu kenapa?
(memutar bola mata, lelah mendengar jawaban temannya)
Teman Revan 2 : Nanti juga
tau sendiri. (cuek)
Revan : (memainkan
gadgetnya)
Teman Revan 2 : Si Raffa
mana?
Revan : Toilet.
Teman Revan 2 : Oohh. Eh
mending deketin si Felly aja, kalau mau tau gimana dia.
Revan : (berpikir)
(tersenyum penuh misteri)
Babak 4
(Esoknya di koridor)
Teman Felly : Hoi! Vi!
Tumben udah dateng?
Teman Felly 2 : Dikerjain
kakak. (cemberut)
Teman Felly :
Hahaha... akur dikit napa sama kakak.
Teman Felly 2 : Gimana
bisa akur, liat mukanya bikin naik darah terus.
Teman Felly : Ngomong –
ngomong Felly beluum dateng ya?
Teman Felly 2 :
Keliatannya adanya ada nggak? (cuek)
Teman Felly : Nggak (muka
polos)
(Revan melewati kelas
Felly)
Teman Felly 2 : Eh, aku
pengen Felly berubah deh.
(Revan Berhenti, menguping
pembicaraan teman Felly)
Teman Felly : Berubah?
Emang bisa ya? Felly kan bukan power rangers. (garuk tengkuk bingung)
Teman Felly 2 : Ish...
bodoh banget sih! Maksud aku berubah sifatnya, bukan tubuhnya.
Teman Felly : Ooh, hehehe.
Gimana caranya?
Teman Felly 2 : Nah itu
dia, aku nggak tau.
(Mereka berpikir)
(Revan tersenyum kemudian
melanjutkan jalan kekelasnya)
Teman Felly 2 : Felly itu
harus dibikin jera biar sadar.
Teman Felly : betul betul.
Gimana tuh?
Teman Felly 2 : Ya bantu mikirlah!
Gimana gimana mulu! (kesal)
Teman Felly : (cengar –
cengir)
(berpikir)
Teman Felly : (berteriak
tiba – tiba) AH! AKU TAU!
Teman Felly 2 : (mengelus
dada kaget) biasa aja kali. (mendesis pelan)
Teman Felly : hehehe...
Gimana kalau kita geser Felly dari peringkat 1 paralel?
Teman Felly 2 : Gi, meski
kita dikelas bilingual, tapi otak kita nggak se jenius Felly.
Teman Felly : Bisa aja, kalau
kita beli otak kayak punya Felly.
Teman Felly 2 : (menoyor
kepala Nigi) Cari orang yang setara kejeniusan sama Felly.
Teman Felly : Hmm... bisa
tuh, tapi siapa? (muka polos)
Teman Felly 2 : Ntah
(menggidikan bahunya)
(saling pandang)
(tertawa)
Babak 5
(Di koridor)
Revan : (menghampiri kedua
temannya) Bro! Ada kabar baik! (duduk)
Teman Revan 2 : Kabar baik
apa?
Revan : Aku udah tau sifat
Felly.
Teman Revan : Terus?
Penting gitu?
Revan : (mendengus) Aku
punya rencana.
Teman Revan 2 : Kamu mau
‘nembak’ dia? (berbinar)
Revan : Nggaklah.
(tersenyum misterius)
Teman Revan : Ada apa sih?
Revan : Aku mau buat
taruhan.
Teman Revan 2 : Inget
dosa.
Revan : Dengerin dulu.
Jadi aku bakalan nge-geser Felly dari ranking 1 paralel.
Teman Revan : Sok bisa.
Revan : Kalau belajar mah
bisa.
Teman Revan : (melengos)
(masuk kelas)
Revan : Kenapa sih tuh
orang?
Teman Revan 2 : Tau deh.
Revan : Kira – kira
berhasil nggak ya? (memikirkan rencananya)
Teman Revan 2 : Hmm, pasti
berhasil kalau pinter mah.
Revan : Ck. Do’a-in ya
bro! (menepuk pundak sahabatnya)
Teman Revan 2 : Berani
bayar berapa?
Revan : Ck. Kalau
berhasil, pesen makanan di kantin sesuka kamu.
Teman Revan 2 : Yoi.
(Ber-high five)
(Kedalam kelas)
Babak 6
(dikoridor saat istirahat)
Revan : (berjalan
bersenandung mendengar musik lewat earphone)
Felly : (memainkan hp
sambil berjalan)
(bersenggolan)
Felly : aduh! (memegangi
lengan atasnya)
Revan : sorry sorry ya
Allah Felly?
Felly : liat - liat dong kalau
jalan!
Revan : yee enak aja main
salahin orang. Kamu juga salah jalan kok nunduk.
Felly : kamu yang salah.
Sok kenal lagi.
Revan : Nggak nyangka
ternyata gini sifat murid terpintar.
Felly : ck (liat Revan
dari atas kebawah) oh situ anak baru? Nggak nyangka anak baru hobi nge-judge
orang.
Revan : tapi emang bener
kan, Felly murid pintar tapi belagu.
Felly : heh?! tau apa kamu
tentang aku? Jangan main ambil kesimpulan!
Revan : well, baru begini
aja udah kepancing emosinya
Felly : mau kamu apa sih?
Sok akrab!
Revan : (melirik Felly)
Felly, murid terpintar yang selalu menempati ranking satu paralel. Asik juga kalau
bisa nge-geser kamu. (tersenyum misterius)
Felly : (mengangkat dagunya
sombong) (melipat kedua tangan didepan
dada) nggak usah sok pinter deh!
Revan : bukannya sok, tapi
kenyataannnya emang begitu.
Felly : kamu tuh cuma anak
biasa yang beruntung masuk sekolah favorit. Jangan banyak gaya mas.
Revan : kita liat aja nanti
pengumuman hasil UAS 1. (Tersenyum
misterius)
Felly : jangan mimpi bisa
dapetin posisi pertama. Karena anak sekelas aku aja susah geser aku
Revan : hmm.
Felly : ish terserah deh,
males nanggepin orang nggak jelas. (Beranjak pergi dari tempat)
Revan : (berteriak) kamu
takut?
Felly : (memutar balik
badan) Nggak!
Revan : (menghampiri
Felly) kalau nggak takut, seharusnya mau
dong terima tantangan aku.
Felly : apasih? Nggak
jelas! (Membalikan badan)
Revan : penakut!
Felly : aku bukan penakut!
Revan : kalau gitu,
bisalah terima tantangan dari aku.
Felly : ck, apa?!
Revan : hmm, sebenernya
sih aku mau ajak kamu taruhan.-
Felly : (mendumel memotong
omongan Revan) cih katanya anak baru itu alim ternyata tukang taruhan.
Revan : ini bukan
sembarang taruhan-
Felly : banyak gaya kamu .
(memotong omongan lagi)
Revan : siapa yang bisa
nempati ranking satu paralel dialah pemenang-
Felly : ck sok.
Revan : yang kalah harus
menuhin 3 permintaan yang menang-
Felly : lebay.
Revan : permintaan bebas.
Dan harus sportif.
Felly: nggak penting
banget sih!
Revan: bilang aja takut
kalah.
Felly: Felly nggak pernah
kalah!
Revan: ya terimalah
tantangan aku (bersedekap)
Felly : apapun
permintaannya?
Revan: Ya
Felly: (berpikir)
Revan : (tersenyum miring)
jadi?
Felly : apa harus aku
terima taruhan konyol kamu? (mendengus)
Revan : tentu. Itupun kalau
kamu bukan penakut.
Felly : siapa takut?!
Revan : oke , deal?
(mengulurkan jabat tangan)
Felly : deal. (bersalaman)
Guru 2 : (berdehem) ada
apa ini? kenapa masih diluar?
Revan : eh ibu hehe nggak
ada apa apa kok bu (cengengesan)
Felly : (tersenyum kikuk)
Guru 2 : cepat masuk! Bel
masuk sudah berbunyi dari tadi.
Revan : iya bu, kalau gitu
kami permisi masuk kekelas bu. Assalamualaikum.
Felly : Assalamualaikum
bu.
(keduanya pergi ke kelas masing
masing)
Guru 2 : waalaikumsalam.
Dasar murid bandel. Pacaran mulu.
Babak 7
(Di koridor esoknya)
Revan : (lagi belajar)
Teman Revan : tumben kamu
jam kosong gini belajar?
Revan : Suka – sukalah.
Teman Revan: Kamu masih
nekat buat kalahin Felly?
Revan: hmm
Teman Revan: Ngapain sih
berurusan ama dia?
Revan: Kenapa sih kamu
nggak suka gitu sama dia?
Teman Revan: Sok cantik.
Sombong lagi.
Revan: Emang cantik kali.
Hahah
Teman Revan: terserah.
Revan: Udah sono pergi, aku
mau belajar.
Teman Revan : halaah nggak
bakal bisa kamu nandingin Felly.
Revan : usaha keras nggak
akan menghianati kok.
Teman Revan : sok bijak.
Revan : pergi sonoh ah!
Ganggu aja.
Teman Revan : (mengangkat
bahu, dan beranjak pergi)
Revan : berisik banget dah
tu orang. (Ngedumel)
(tak lama kemudian Felly
melewati koridor kelas Revan)
Felly : cie yang lagi
belajar. (bersedekap)
Revan : ada masalah?
Felly : nggak sih. Cuma aku
yakin kamu belajar pun juga percuma.
Revan : Liat aja nanti.
Felly : sok pinter.
Revan : jangan banyak
omong.
Felly : uh takut hahahaha
Revan : aku yakin, aku
bisa karena aku berusaha.
Felly : duh jadi takut
kalah hahahaha
Revan : satu hal yang
harus kamu tau, usaha keras tidak pernah berkhianat.
Felly : hmm te- (terpotong
karena ada yang menyebut namanya)
Guru 1 : Felly kenapa kamu
ada disini?
Felly : habis dari toilet
bu.
Guru 1 : yaudah sekarang
kamu kembali ke kelasmu segera.
Felly : baik bu.
Guru 1 : oiya ibu mau
ambil daftar absen dulu. Kumpulkan pr di meja guru. Nanti ibu ke kelasmu.
Felly : siap bu.
(guru 1 pun pergi ke ruang
guru)
Revan : udah sono pergi.
Berisik tau!
Felly : dih. Oke, semangat
belajarnya . Hahaha
(Felly pun pergi ke
kelasnya)
Revan : Felly Felly.
(Geleng geleng kepala)
Teman Revan 2 : hoi!
(menepuk pundak Revan)
Revan : astaghfirullah. (Mengusap
dada)
Teman Revan 2 : Jangan
mikirin Felly mulu makanya hahahah
Revan : ya Allah banyak
banget si pengganggu. (Menjambak rambut kesal)
Teman Revan 2 : udah
batalin aja taruhannya. Kalah tau rasa lho.
Revan : berisik! udah ah
minggir. ( beranjak dari tempat)
Teman Revan 2 : lah dia
pergi. Basketan ajalah. (Kelapangan)
Babak 8
(Di koridor)
(Ujian telah usai)
Teman Felly: Fel.
Felly: Ya? Ada apa sih?
Kok daritadi orang-orang mandang aku aneh gitu?
Teman Felly 2: Sebenernya-
Teman Felly: Mending kamu
ke kamubby deh. Kita ke kelas dulu ya. Dahh (sambil menarik temannya)
Felly: Apasih tuh anak,
aneh banget. Ngapain juga harus ke lobby? Liat hasil UAS? Udah pasti aku juara
1, hahahaha.
(Revan sedang berjalan
santai sambil bernyanyi kecil)
Revan: mana sih tuh orang?
(celingukan) Nah tu dia!
(Menghampiri Felly)
Revan: Hai, Fel.
(pura-pura memasang wajah sedih)
Felly: (menengok) Kenapa kamu
sedih? Kalah ya? ahahahhaa.
Revan: (bersedekap,
bersender pada tembok) udah liat pengumuman?
Felly: Haahahahaha, tanpa
di liat juga ketauan kali siapa pemenangnya. Ya aku lah.
Revan: Apa yang buat kamu
yakin kalau kamu juara 1?
Felly: (Berdiri) Aku
Felly, murid yang selalu menempati ranking 1 paralel. Nggak ada yang bisa
nyingkirin aku. Apalagi kamu yang hanya dari kelas biasa.
Revan: (tersenyum
misterius) ingat, di atas langit masih ada langit.
Felly: sok bijak. Ck..
Revan: (menyerahkan sebuah
kertas)
Felly: Apaan tuh?
Revan: Liat aja sendiri
Felly: (mengambil kertas
itu ragu-ragu, membukanya perlahan)
(Felly terdiam sejenak)
Felly: Nggak! Ini nggak
mungkin!
Revan: Ingat perjanjian
kita?
Felly: Ini nggak mungkin. Kamu
pasti bohongkan?!
Revan: Apa buktinya?
Felly: Nggak! Semuanya
pasti bohong! Ini nggak mungkin!
Revan: Terima kekalahan
Felly.
Felly: (terdiam menatap
kosong kertas)
Revan: sportif, Fel
Felly: Ini nggak mungkin!
(mulai terisak)
Revan: (panik)
Felly: Ini pasti mimpi.
Revan: (menghela napas
berat) Aku nggak ada maksud buat kamu nangis gini, aku cuma mau kamu sadar.
Kesombongan kamu membuat kamu terlihat buruk dimata teman kamu.
Felly: emang aku sombong?
Revan: Ya, kamu memang
pintar hanya saja kamu terlalu tinggi hati. Kamu jarang mau bantu teman kamu
yang kesusahan.
Felly: (merenung)
Revan: Siap terima 3
permintaan dari aku?
Felly: Apa?
Revan: pertama, jangan
sombong. Hal yang kamu miliki sekarang hanya sementara. Berbagi ilmu dengan
teman itu lebih baik.
Felly: Oke.
Revan: Kedua, mulai
berteman dengan siapapun dan bersikap baik. Mencari teman tak semudah mencari
musuh.
Felly: Aku selalu bersikap
baik.
Revan: tapi kenyataannya, kamu
cuma punya 2 teman setia kamu itu, yang lain menghindari kamu karena sikap kamu
selalu meremehkan orang lain.
Felly: (menghela napas)
oke.
Revan: dan yang terakhir,
kita berteman sekarang.
Felly: Hah?
Revan: Ya selama inikan kamu
anggep aku musuh gitu. Jadi kita temenan sekarang. (tersenyum puas)
(terdiam sejenak)
Felly: Teman? (tersenyum)
Revan: teman. (tersenyum)
Tamat.
Dari :
NASKAH DRAMA 9 ORANG
Kenakalan Remaja
Oleh Mandes
Tokoh
1. Arul
2. Dian
3. Wulan
4. Samuel
5. Aleksa
6. Paijo
7. Santy
8. Wuri
9. Albert
Inti cerita
Pertarungan dan persaingan
antar dua geng anak sekolah
Pesan moral
Janganlah bersaing dengan
tidak sehat, bersaing lah secara sportif
Di sebuah pinggiran kota
besar, berdirilah sebuah sekolah menengah yang cukup megah dan terkenal.
Sekolah tersebut adalah sekolah swasta bertaraf internasional yang sangat
mengedepankan mutu belajar. Dari luar suasana sekolah terlihat begitu tertib
dan teratur namun tidak begitu dengan suasana di dalam.
Ternyata, di lingkungan
siswa ada dua geng siswa yang sering membuat gaduh di sekolah. Geng pertama
adalah geng venuse yang dimotori oleh empat orang siswa jago pelajaran yang
bernama Arul, Dian, Wulan, dan Paijo. Geng saingannya adalah geng skabas yang
merupakan penguasa lomba yaitu Aleksa, Santy, Wuri, Albert, Samuel.
Pada awal tahun ajaran
baru kedua geng bersaing untuk mendapatkan anggota baru sebanyak-banyaknya dengan
melakukan berbagai macam cara. Suatu hari…
Arul: Hai kawan, bagaimana
nih acara kita untuk merekrut anak-anak, jangan sampai kalah dengan Skabas
dong…
Dian: Tenang, aku sudah
siapkan strategi khusus kok….
Wulan: Strategi apa nih,
jitu tidak?
Paijo: Iya…. Jangan sampai
gagal nih, jangan kalah start, aku gak mau geng kita kalah dari Skabas!
Sedang asyik mereka
membahas masalah anggota baru, tiba-tiba datang Aleksa dari geng Skabas.
Aleksa: Hayooo….. kalian
pasti sedang menyusun strategi kotor untuk mendapatkan anggota baru…. Tidak
usah repot – repot, pasti tidak akan ada yang mau bergabung dengan kalian!
Arul: Hei… diam saja kau
Aleksa, tidak usah banyak omong, nanti buktikan sendiri saja!
Dian: Iya nih anak, sok
menguasai keadaan benar!
Eleksa: Ya kita buktikan
saja nanti….! Lihat ya….!
Aleksa pun berlalu begitu
saja langsung menuju ke kelas. Di kelas sudah menanti anggota geng Skabas lain.
Aleksa: Hei, kita jangan
sampai kalah dengan geng Venuse, mereka sudah menyusun strategi untuk mencari
anggota baru…
Santy: Tenang, kita sudah
se-langkah lebih maju, aku sudah mendapatkan lima orang sukarelawan dari kelas
junior untuk mencari anggota baru….
Wuri: Iya, santai saja
Aleksa….
Albert: Benar tuh….
Aleksa: Bagaimana mereka,
potensinya berapa persen….
Samuel: Tenang Aleksa,
mereka jago kok, satu orang kita ambil dari ekskul basket, satu orang kita
ambil dari paskibra, osis dan kegiatan keagamaan. Pokoknya misi dijamin lancar…
Saat mereka sedang asyik
ngobrol tiba-tiba anggota Venuse masuk ke kelas. Namun belum sempat mereka
beradu argumen seperti biasanya bel masuk sekolah telah berbunyi tanda awal
pelajaran di mulai.
Awal tahu pelajaran baru
sudah berjalan seminggu, masing-masing anggota geng Skabas dan Venuse semakin
gencar mempengaruhi junior untuk bergabung ke geng mereka hingga akhirnya
terjadilah hal yang cukup menggemparkan…
Aleksa: Bagaimana
perkembangan….
Santy: Semakin bagus,
sudah lebih dari 60 persen…
Wuri: Bagus, kita lanjut,
kalau bisa jangan sisakan untuk mereka
Aleksa: Benar sekali, biar
mereka tahu rasa
Albert & Samuel:
Setuju…
Arul: Hei kalian…. Apa
maksud kalian….!
Aleksa: Ada apa kamu Rul,
tiba-tiba mencak-mencak seperti orang tak berpendidikan saja…!
Arul: Jangan sok enggak
tahu kalian, kalian kan yang memaksa anak-anak untuk keluar dari geng kami…
ngaku saja!
Dian: Benar tuh, kalian
tidak sportif sama sekali… main paksa junior!
Albert: Hei, kalian jangan
asal bicara ya, apa buktinya…
Paijo: Ahhhh… sudahlah,
kalian memang kampungan…!
Wuri & Santy: Sudahlah
biarkan saja mereka….
Akhirnya, terjadi saling
adu mulut dan berdebat yang membuat semua murid berkumpul mengelilingi kedua
geng tersebut. Karena pengaruh geng itu sangat besar akhirnya seluruh siswa pun
terbagi menjadi dua kubu dan siap saling serang….
Sontak gerombolan murid
tersebut langsung mendapatkan perhatian guru. Kepala satpam dan bahkan kepala
sekolah langsung ke lapangan menegur kedua geng tersebut. Mendapati para guru
yang muncul anak-anak lain langsung berhamburan menghindar dan tinggal pentolan
geng saja yang masih bertahan.
Kejadian itu menjadi
sorotan namun saat itu mereka tidak mendapatkan sangsi, mereka hanya
mendapatkan teguran ringan saja dari pihak sekolah. Setelah itu keadaan sekolah
pun kembali berjalan normal.
Beberapa hari setelah
kejadian itu sekolah kembali seperti biasa namun dalam hati anggota geng
tersebut masih ada rasa yang mengganjal dan penasaran sehingga akhirnya
timbullah perkelahian antar ketua geng. Suatu hari, setelah pulang sekolah…
Paijo: Hei kawan, lihat
tuh para pecundang mau lewat…..
Arul, Dian dan Wulan: Hu…. Pecun……. Pecun….
Aleksa: Tak usah cari
gara-gara kalian, kalau berani sini kita duel aja…
Santy: Iya sini….. dasar
kampungan
Dian: Woi…. Dasar tuan
putri dari kerajaan sampah….
Santy: Ember kamu ya…..
Dian: Baskom kamu ya…..!
Tawuran antar dua kelompok
geng anak sekolah pun tak terhindarkan. Dengan anarkis mereka saling serang
satu sama lain. Padahal diantara mereka banyak yang cewek tapi justru merekalah
yang paling terlihat beringas….
Arul: hajaarr….
Aleksa: Awas kalian….hua….
Wuri: Adoooh…. Sial kamu
ya….
Kali ini merka bisa puas
berkelahi karena tidak ada yang berani melerai perkelahian antar dua kelompok
geng tersebut. Akhirnya semua benjol dan perkelahian pun berhenti dengan
sendirinya. Keesokan harinya dengan sebagian wajah yang bengkak mereka
berangkat sekolah seperti biasa.
Arul: Dongkol benar gue
sama mereka, coba aja kalian tidak mundur…
Dian: Mereka juga kuat
brai, gua aja sampai benjol gini..
Wulan: Bener, bibir gua
agak jontor nih….
Paijo: Ah…sudah diam kalian,
kalian tidak ingat tadi kepala sekolah bilang apa, kita mau ada turnamen basket
nasional.
Dian: Ya, kita siapkan tim
sebagai bukti buat mereka!
Arul: Benar, tapi siapa
saja yang jago!
Wulan: Aku yang atur….
Paijo: Bagus, kita siapkan
sekarang dan kita buktikan bahwa kita yang terhebat…
Di sisi lain, anggota geng
Skabas juga tidak mau kalah.
Aleksa: Pasti dia orang
sudah duluan menyiapkan strategi…
Santy: Strategi apa???
Wuri: Turnamen basket!!
Albert: Ah, kalau itu
serahkan ke aku saja biar aku siapkan tim terhebat!
Samuel: Benar Albert, kali
ini pastikan mereka tahu siapa kita!
Santy: Jangan kalah
seperti kermarin…. Buat malu saja!
Albert: Kali ini aku
jamin….
Sampai di hari penentuan
kedua geng bertemu. Melalui anggota tim-nya, mereka bersaing untuk menjadi
wakil sekolah dalam ajang turnamen basket yang akan diadakan.
Arul, Dian, Wulan, Paijo:
Venuse…….!!! Venuse…….!!! Venuse…….!!! Venuse…….!!!
Aleksa, Santy, Wuri,
Albert, Samuel: Skabas……!!!! Skabas……!!!! Skabas……!!!! Skabas……!!!!
Diakhir pertandingan
akhirnya tim dari geng Skabas yang memenangkan pertandingan dan berhak untuk
mewakili sekolah di kejuaraan basket tersebut.
Arul: Dasar kalian tak
mutu!!
Dian: Iya…. Kalian ini
bagaimana, memalukan….!
Wulan & Paijo: Pulang
aja yuk…..
Aleksa, Santy, Wuri,
Albert, & Samuel: Huuuu………!!!
Persaingan antar geng
Venuse dan Skabas belum berhenti sampai disitu. Bahkan kondisi perselisihan
kedua geng tersebut semakin memanas dan terlihat pada persaingan antar pentolan
geng tersebut.
Aleksa: Hei ….Geng Venuse,
sudahlah kalian mengaku kalah saja, kalian tidak ada peran di sekolah ini,
kalian jadi beban saja!
Albert: Benar!
Wuri: Akan lebih baik jika
kalian minta maaf dan mengakui Skabas yang lebih unggul… benar tidak kawan…?
Santy: Harusnya sih gitu,
kalau mereka masih punya malu….
Arul: Jaga ucapan kalian….
Aleksa: Apa, kalian tidak
terima!!!
Dian: Mau kalian apa!!!
Mau duel, gue ladenin!
Wulan & Paijo: Iya…..
Paijo: Berani gak, ciut
nyali kamu….!
Albert: Gak usah nunggu
lama, istirahat pertama kita tunggu di belakang sekolah!!!
Aleksa, Santy, Wuri,
Albert, dan Samuel langsung pergi meninggalkan mereka. Di dalam kelas suasana
begitu hening tak seperti biasa. Kedua geng lebih banyak diam, mungkin
kesabaran mereka sudah memuncak dan tak terbendung lagi. sampai ketika
istirahat pertama tiba…
Aleksa, Santy, Wuri,
Albert, & Samuel: Cabut……
Wuri: Lewat depan aja….
Albert: Kelamaan…. Lompat
pagar aja….!!!
Di luar rupanya Geng
Venuse sudah menunggu….
Arul: Woi…. Banci kamu
nih…!
Santy: Bacot looo…..!!!
Dian, Wulan, Paijo:
Ah……ihhlh…
Perkenalian antara mereka
tak terhindar lagi. Perkelahian kecil, ala dua pentolan geng yang bersaing.
Keramaian pun langsung terdengar ke dalam sekolah. Ada murid yang melihat dan
keributan pun berakhir di meja kepala sekolah! Singkat cerita, akhirnya mereka
dipaksa berdamai oleh kepala sekolah, mereka menerima…
Santy: Ya sudahlah….
Wuri: Gak ada pilihan
lain…..
Albert: Benar… tak apa,
kita coba saja, siapa tahu kita bisa menjadi sesuatu
Arul: Sudah, kalian tak
usah bikin gaduh lagi…. sebenarnya ini salah kalian kan…
Dian: Iya… Kalian yang
bikin heboh..
Wulan & Paijo:
Sudah…sudah!! Kalian mau dikeluarkan dari sekolah!
Aleksa, Santy: Iya… kalian
mau!!!
Wuri: Kalau dikeluarkan
dari sekolah gak kan ada sama sekali Venuse atau Skabas…
Wulan: Benar juga sih….
Arul, Dian, Wulan, Paijo:
Jadi….
Santy: Kita bikin geng
baru aja…. satu sekolah kita semua….
Albert: Aturannya gimana….
Paijo: Yang tidak
berprestasi kita tentang dan kita hukum….!
Aleksa, Santy, Wuri,
Albert & Samuel: Stuju……..
Arul, Dian, Wulan &
Paijo: Stuju……….
Bersaing sehat dalam
prestasi, akhirnya itulah yang terjadi pada kedua geng tersebut. Karena tidak
mendapatkan restu dengan kejadian memalukan tersebut maka akhirnya tawaran dari
kepala sekolah mereka harus bersatu atau mereka dikeluarkan dari sekolah.
Dasarnya mereka anak-anak
pintar, mereka memilih pilihan yang bijak. Mereka akhirnya mengarahkan
persaingan ke hal yang lebih positif, bersaing untuk prestasi.
NASKAH DRAMA 10 ORANG
DARI MUSUH JADI SAHABAT
Narator : alkisah terdapat 5 orang sahabat,
mereka adalah cinta,rendi,bryan,bunga,dan gigi, mereka sudah lama bersahabat
sejak mereka kelas 1 sd, masalahpun muncul ketika ada izam,ramos,Bianca,dan Elisha,
pengen tahu kelanjutan ceritanya?, langsung saja kita saksikan ( keluar )
(suatu pagi di kelas)
Rendi : cin,bry,bu,gi katanya ada anak
baru loh
Cinta : hah? Siapa?cowok atau cewek,
terus dimana?
Rendi : cewek ada, cowok ada, di kelas
kita
Bryan : kalau ceweknya cantik – cantik aku
bakal pacarin semua ah
Bunga : ampun dah , bryan pikirin tuh nilai
kamu yang selalu kecil terus, gimana kamu bisa naik kelas?
Gigi : iya bryan, kita aja semuanya
jombkamu
Rendi : ngapain lagi pacar – pacaran masih
kecil , sekarang tuh fokusin belajar
Bryan : ah kalian ini!, aku kan juga
manusia setiap manusia pasti pernah jatuh cinta
Rendi : ia, tapi jatuh cintanya ga
sekarang bryan, nanti kalau udah bisa cari uang sendiri
Narrator : datanglah murid baru itu yang sedang
mereka bicarakan ( keluar )
Gigi : hi, kalian murid baru ya?,
kenalin aku gigi
Bianca : dih, siapa juga yang mau kenalan
sama kamu ih ga level
Rendi : (melihat ke arah izam)
Izam : apa kamu lihat – lihat aku!
Rendi : ye… siapa juga yang lihatin kamu
gr amat dah
Elisha : um hi nama aku Elisha
Bianca : eh el ngapain sih kamu kenalin nama kamu
ke mereka!
Elisha : ya aku kan Cuma mau kenalan doang
emang ga boleh ya?
Ramos : ya ga boleh lh, kita itu beda dia
anak kampung dan kita itu anak orang kaya
Bunga : kan bokap nyokap kamu yang kaya
bukan kamu yang kaya hahaha!
Rendi : kita itu sama ga ada bedanya kok,
kalian lahir dari seorang ibu dan kita belajar dengan pelajaran yang sama
Bianca : dih kamu itu orang miskin dan kita
itu memang beda
Bryan : miskin atau kayanya itu ga bakal
di ambil di akhirat, yang di ambil itu amal kita
Izam : haha pak uztad ceramah, woi
ceramah bukan disini di masjid sono
Bunga : emang apasih yang kamu punya?
Ramos : kita punya segalanya, semua bisa
kita beli pake uang
Elisha : hah? Emang kita mau beli apa pake
uang?
Bianca : Elisha, kalau kamu ga ngerti mending
kamu diem!
Elisha : gitu aja marah
Gigi : ada yang ga bisa kalian beli
pake uang!
Izam : what?
Gigi : urusan kamu masuk surga atau
neraka!
Ramos : alah kiamat masih lama woi pake
ngomongin surga atau neraka
Bryan : emang kamu tuhan yang tahu kapan
kiamat? kita manusia ga ada satu pun yang tau kapan itu terjadi
Izam : wah songon kamu ya!
Narrator : izam ingin menghajar bryan yang selalu
ceramah di depan izam tetapi bell masuk berbunyi
Narrator : di percepat bell istirahat telah berbunyi
semua siswa keluar berhamburan ada yang ke toilet, jungkir balik, ke kantin,
lari – larian, dan masih banyak variasinya, rendi dan sahabatnya ke kantin, dan
Bianca dan sahabatnya ke kantin juga , apa yang terjadi? (keluar)
Bryan : mau pesen apa?
Rendi : udah ah air putih aja deh males
makan
Bunga : sama aku juga males
Gigi : aku juga, gara – gara ada anak
baru
Rendi : ouh iya, cinta mana ya?
Bryan : lh gatau tuh
Gigi : mungkin dia ga mau jajan
Bunga : ya udah sana bryan pesenin ya
Bryan : ya
Narrator : bryan sudah membelikan minum untuk
sahabat – sahabatnya, tetapi minuman itu di tumpahkan oleh Bianca dan
sahabatnya (keluar)
Bryan : duh kalian ini !!
Izam : apa kamu mau marah?!
Narrator : datanglah sahabat bryan yang lain
(keluar)
Bunga : eh apaannih?
Bryan : ini nih, anak baru ini tumpahin
minum kita
Rendi : ganti ga!
Bianca : mau kita ganti?, ya kalau soal ganti
ini doang mah kecil, tapi kamu harus tunduk sama kita dan anggap kita ini bos kamu!
Elisha : emang kita kerja ya harus ada
bosnya?
Ramos : aduh Elisha kapan sih otak kamu
bener!?
Elisha : kapan – kapan (sambil menyengir)
Gigi : dih ogah banget , haha katanya
kamu orang kaya Cuma ganti kyk gini doang kamu ga bisa?, kaya apa tuh kaya
monyet hah?
Bianca : jaga ya mulut kamu!
Narrator : Bianca dan sahabatnya menyerang rendi
dan sahabatnya kecuali cinta , karena eh karena cintanya ga ke kantin
Narrator : datanglah cinta ke kantin (keluar)
Cinta : eh eh eh ngapain sih kamu
gangguin sahabat aku udah sana pergi!
Elisha : eh um, pergi ya pergi kemana?
Bianca : diem deh Elisha, eh kamu siapa pake
ngatur-ngatur kita, emang kamu lebih kaya ya dari pada kita?
Izam : setau aku sih Cuma kita aja deh
yang kaya disini
Cinta : lah kalau kalian kaya ngapain
sekolah disini kenapa ga sekolah di tempat yang lain hah?
Elisha : ya kita pindah kesini karena kita
nakal
Bianca : aduh elishaaaaaaa, diem deh!
Bunga : ouh , aku tau sekarang ga ada lagi
sekolah yang mau nerima kalian kan, ya mungkin Cuma sekolah ini yang mau nerima
kalian
Ramos : eh diem kamu ya , kalau ga
Bryan : woi kamu berani sama cewek ya?
Hah?
Rendi : udah – udah bryan kita pergi aja
deh dari sini dari pada memperbanyak masalah sama mereka
Narrator : rendi dan sahabatnya pergi dari Bianca
dan sahabatnya (keluar)
Ramos : haha bilang aja takut, pake
ngehindar segala!
Bianca : haha dasar losser
Izam : emm, guys guys kan kata mereka,
mereka itu sahabatkan, sama kyk kita kan?, mereka kompak banget , nah gimana kalau
kita…
Elisha : kalau kita kenapa?
Izam : kalau kita, hancurin
persahabatan mereka
Ramos : aku setuju
Bianca : aku setuju
Elisha : aku ikutan saja deh
Ramos : tapi zam, caranya gimana?
Izam : oh gambang ketik ngehancurin
persahabat spasi nomor aku kirim ke bapakmu, di jamin pasti kenamarah
Bianca : serius woi
Izam : gini caranya , kamu dateng
kerumah rendi ,cinta,bunga,gigi,bryan, terus kita bikin surat yang buat mereka
sakit hati dan buar mereka pasti ga sahabatan lagi
Ramos : bagus juga ide kamu
Bianca : tapi kita belum ada yang tahu rumah
mereka di mana
Izam : di buku tulis mereka kan ada
alamat rumahnya
Ramos : ohh iya ya
Elisha : kapan nih misinya di mulai ?, hari
ini juga?
Izam : ga tunggu air laut rasanya
manis, ya hari ini lah!
Narrator : duh mundar – mandir mundar – mandir
cabe deh kaki akyu, oke dan setelah Bianca dan sahabatnya menyusun rencana
mereka akan melakukan rencana mereka itu sepulang sekolah
Narrator : bell masuk pun berbunyi, di percepat
bell pulang pun berbunyi (keluar)
Rendi : aku pulang ya sampai jumpa besok
Bunga : iya aku juga
Cinta : iya aku juga
Gigi : iya aku juga
Bryan : iya kita semua juga, udah udah
pulang lupain masalah hari ini
Rendi : iya
Narrator : rendi dan sahabatnya pun pulang kerumah
masing – masing ya iyalah masak kerumah sama – sama ,
Narrator : setelah rendi dan sahabatnya pulang
misi Bianca dan sahabatnya pun mulai berjalan Bianca kerumah gigi dan bunga,
izam kerumah rendi, Elisha kerumah cinta , dan ramos kerumah bryan, di mulai
dari rumah gigi(keluar)
Bianca : permisi?
Gigi : (membuka pintu) eh kamu
ngapain kerumah aku?, dan kamu tau dari mana?
Bianca : aku tau dari bunga ouh ya ini ada
surat dari bunga kamu
Gigi : (membaca surat) hah, jadi
selama ini di nusuk aku dari belakang I hate you bunga, emm bilangin ya sama
bunga aku ga mau sahabatan lagi sama orang yang munafik kyk dia
Bianca : ya ya udah ya aku pulang
Gigi : iya
Narrator : berlanjut kerumah bunga (keluar)
Bianca : permisi
Bunga : ( membuka pintu ), eh eh ngapain
kamu kerumah aku?, ada yang penting, tau dari mana juga rumah aku disini?
Bianca : emm aku tau rumah kamu dari gigi,
dan ini ada surat dari gigi buat kamu
Bunga : ( membaca isi surat ), ga nyangka
ya selama ini dia mau nyaingin ke pinteran aku, dan mau cari – cari kesalahan
aku di kelas , bilangin ya sama gigi itu ga osah dateng kesini lagi, dan anggap
kita udah ga sahabatan lagi!
Bianca : iya ya udah ya aku pulang dulu
Bunga : iya
Narrator : selanjutnya dari rumah rendi
Izam : assalammualaikum
Rendi : waalaikum salam, eh eh ada apa
ya?, kok kamu tau rumah aku?
Izam : jadi gini ini ada surat dari
bryan buat kamu dia titip ini ke aku pas kalian tadi bubar buat pulang, dan aku
juga tau dari dia kalau ini rumah kamu
Rendi : (membaca surat) hah, tega banget
sih bryan Cuma gara – gara hal itu doang, em zam tolong ya bilangin sama orang
itu aku ga mau sahabatan lagi sama dia
Izam : oke ya udah ya aku pulang
assalammualikum
Renda : ya waalaikumsallam
Narrator : selanjutnya di rumah cinta
Elisha : ini bukan ya rumahnya , em kyk nya
iya deh, permisi
Cinta : iya sebentar (membuka pintu) eh kamu
ngapain kesini?
Elisha : emm ini ada surat dari rendi buat
kamu
Cinta : kok bisa di kamu?
Elisha :eeeeeeeee, tadi dia titip sama aku
Cinta : oke, (membaca surat) haha selama
ini dia Cuma manfaatin aku aja , Elisha bilangin ya ke rendi itu , aku ga mau
jadi sahabat dia lagi
Elisha : i…i…ya ya udah ya aku pulang
Cinta : ya udah
Narrator : terakhir di rumah bryan
Ramos : permisi!
Bryan : iya iya bentar (sambil membuka
pintu) lh kamu ngapain kesini ? kamu tau dari mana rumah aku, ya kalau ga ada
yang penting mending kamu pulang
Ramos : aku tau dari cinta rumah kamu, nih
dia nitip surat buat kamu
Bryan : apaan nih
Ramos : kamu baca aja sendiri
Bryan : (membaca surat) haha ga suka ya
sama aku haha, bilangin ya sama tuh cewek, jangan ke gr’ran deh aku suka sama
dia, dan bilang aku ogah jadi sahabat dia lagi, udah pulang sana
Ramos : ye ini aja udah mau pulang
Narrator : setelah mereka memberika surat itu ,
mereka kumpul di sebuah tempat (keluar)
Bianca : gimana berhasil ga?
Izam : kalau aku mah berhasil
Elisha : aku juga
Ramos : aku juga dong
Bianca : kita lihat aja nanti besok kyk
gimana
Narrator : keesokan harinya disekolah
Bunga : haha dasar ya orang ga tau diri
Gigi : eh kamu tuh yang munafik
Bryan : dasar cewek ke gr’an
Cinta : dih siapa yang ke gr’an, haha
dasar cowok gesrek
Rendi : apa kamu ngatain aku
Narrator : bunga,cinta,rendi,gigi,dan bryan mereka
saling bermusuhan sekarang sedangkan dengan Bianca dan sahabatnya
Bianca : yes lihat tuh mereka ga kompak lagi
kan
Izam : haha iya
Elisha : tapi dosa tau bikin orang musuhan
Ramos : udah ga apa-apa kali
Narrator : pembicaraan Bianca dan sahabatnya di
dengar oleh rendi dan sahabatnya
Bunga : jahat banget sih kalian
Gigi : bayangin ya kalau kalian di
posisi kita gimana?
Rendi : pasti kalian sedih dan marahkan
Bryan : emang ya kalian itu ga ada hati
Izam : jujur ini semua ide aku kok, aku
ngaku aku sebel sama kalian kenapa kalian itu selalu bersama ga pernah ga
bersama, aku minta maaf
Bianca : iya aku juga minta maaf udah ngatain
kalian
Elisha : aku juga minta maaf kalau aku ada
salah sama kalian ya kalau ga ada ga osah di manfaafin
Ramos : iya aku juga minta maafya, boleh ga
kita jadi sahabat kalian?
Rendi : boleh kok
Bunga : iya boleh
Cinta : boleh
Gigi : boleh sekali
Bryan : boleh asal jangan kyk kemarin ya
(narrator masuk)
Narrator :
akhirnya Bianca dan sahabatnya menjadi sahabat rendi dan sahabatnya,
demikianlah cerita dari musuh jadi sahabat, mohon maaf kalau ada kata – kata
yang kurang di mengerti
(seluruh pemain kumpul dan
serempak mengucapkan terima kasih)
Tags:
Tutorial